Suara.com - Mantan Pegawai KPK Herry Mulyanto, kekinian banyak mengisi hari-harinya memancing. Hal itu dilakukan Herry setelah dirinya sudah tak bertugas di lembaga antirasuah karena dipecat pimpinan KPK Firli Bahuri Cs melalui Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Herry memiliki jabatan cukup tinggi dibanding 57 mantan pegawai KPK lainnya. Jabatan setingkat eselon 1. Sebelumnya ia bertugas sebagai Auditor Badan Pengawas Keuangan Negara dan Pembangunan (BPKP). Hingga ia akhirnya berkiprah di KPK cukup lama dengan tiga jabatan yang pernah diembannya.
Ia pernah menjabat Direktur Penyelidikan KPK; Deputi Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat (PIPM); serta Deputi Koordinasi dan Supervisi jadi jabatan terakhirnya hingga dipecat pada 30 September 2021.
Sepak terjang Herry ini disampaikan oleh akun Twitter @Paijodirajo. Akun ini milik eks pegawai KPK yang juga korban TWK yakni Aulia Postiera.
Baca Juga: Baru Lontarkan Ide Bentuk Partai, Mantan Pegawai KPK Digoda Tawaran Menggiurkan
"Sementara ini, mengisi harinya dengan bersantai di rumah dan menyalurkan hobinya memancing dan 'ngoprek' komputer," isi cuitan @paijodirajo yang dikutip Suara.com, Kamis (14/10/2021).
Kata Aulia, sosok Herry bagi para pegawai KPK lainnya saat itu cukup misterius. Herry pertama ditempatkan di KPK pada tahun 2006 sebagai Direktur Penyelidikan KPK.
Menurut Aulia, Herry sosok yang juga tidak banyak berbicara dan selalu luput dari sorotan awak media.
"Pak Herry ini sangat misterius, bahkan bagi banyak pegawai KPK. Banyak yang cuma kenal namanya, Tapi belum pernah bertemu dengan orangnya secara fisik. Sosok penyelidik sejati yang selalu bekerja dalam diam," ucap Aulia.
Aulia pun juga menceritakah kisah Herry ketika masih menjadi Auditor BPKP. Herry banyak melakukan audit investigasi dugaan penyelewengan keuangan negara seperti BLBI.
Baca Juga: Ingin Perubahan Besar, Mantan Pegawai KPK Ini Berniat Bentuk Partai Politik
"Tim asset tracing FORSAT BPPN, join audit dengan BI, BPPN dll," kata Aulia.
Sementara itu, karier Herry ketika di KPK terbilang cukup mengesankan. Sebagai Direktur Penyelidikan; Deputi PIPM; dan Deputi Korsup. "Kariernya moncer," ucap Aulia.
Aulia menuturkan, sejak Herry menjabat sebagai Plt Direktur Penyelidikan 2015 sampai 2018 adalah masa terbaik KPK melakukan penindakan. Aulia juga memposting grafik berdasarkan jenis perkara update Maret 2021. Sejak 2004 sampai 2021.
"Saat itu adalah masa-masa terbaik KPK melakukan penindakan korupsi," tuturnya.
Aulia kembali menceritakan kisah Herry ketika masih bekerja di KPK. Dia menyebut Herry menghabiskan waktunya hanya di dua tempat, yaitu di kantor KPK dan di rumah.
"Kebiasaanya datang paling awal dan pulang paling akhir dibanding anak-anak buahnya. Hal itu dilakukannya demi menjaga integritasnya," ucap dia.
"Katanya ke saya, menjadi penyelidik KPK itu mau nggak mau harus menjadi seorang yang soliter," sambung Aulia.
Selain itu, Herry juga banyak mengajarkan untuk menghilangkan kebiasaan berkumpul dan bercengkrama dengan teman-teman lama yang juga sudah punya posisi dan jabatan. Sebab hal itu dapat berpotensi menganggu indepedensi ketika sedang menangani perkara.
"Itu adalah bentuk pertahanan dirinya menghindari benturan kepentingan," kata Aulia.
Saat menjabat Deputi PIPM, Herry juga sosok yang memimpin tim untuk memeriksa pelanggaran etik Filri Bahuri ketika menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK. Yang mana Firli terbukti melanggar karena melakukan pertemuan dengan pihak berperkara.
"Saat menjadi Deputi PIPM, Pak Herry lah yang memimpin anak buahnya melakukan pemeriksaan etik yang dilakukan oleh FIRLI yang saat itu menjabat Deputi Penindakan," ucap Aulia.
Aulia pun menyayangkan, hasil pemeriksaan PIPM oleh Herry tidak dijadikan pertimbangan Pansel KPK dan Komisi III DPR RI ketika memilih pimpinan KPK periode 2019-2024.
"Sayangnya, hasil pemeriksaan tersebut tidak menjadi pertimbangan Pansel Pimpinan KPK dan Anggota DPR saat itu," kata dia.
Kekinian pun kata Aulia, Herry cukup terlihat santai pasca dipecat pimpinan KPK. Aulia menyebut Herry kini banyak pula berdiskusi dengan dirinya mengenai teknologi terbaru.
"Dia belajar coding secara otodidak dan sering berdiskusi soal teknologi-teknologi baru di bidang IT security dengan saya," ucap Aulia.
Aulia pun juga sempat menanyakan langkah ke depan yang dilakukan Herry selanjutnya setelah tidak di KPK. Herry pun menjawab dengan ciri khas penyelidiknya.
"Ketika saya tanyakan apa rencana ke depan, dia menjawab enteng.'Rileks dulu bro. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, analisa situasi, baru ambil keputusan'. Khas penyelidik," kata Herry ke Aulia.
Satu lagi pesan Herry kepada Aulia, bahwa ia selalu siap bila negara membutuhkan sumbangsihnya. "Dia sampaikan juga, dia sangat mencintai negara ini. Jika negara masih membutuhkan dia akan selalu siap," sambung Aulia.
Cuitan terakhir Aulia, ia berharap Herry selalu diberikan kesehatan dan mengucapkan terima kasih atas ilmu dan pengalaman yang pernah didapatkan selama di KPK.
"Negara ini telah rugi besar menyia-nyiakan orang seperti Herry Mulyanto. Pak Herry bukan taliban, dia KPK sejati yang selalu low profile," tandasnya.