Suara.com - Peristiwa seorang oknum polisi membanting mahasiswa baru-baru ini viral di media sosial. Videonya viral di beragam platform medsos seperti Instagram, Youtube, hingga Twitter.
Dokter Tirta pun turut angkat bicara terkait tindakan oknum polisi yang dikecam banyak pihak tersebut. Ia menanggapi kejadian itu dari sisi medis.
Dalam sebuah cuitan di akun Twitternya, dokter Tirta mengomentari video tentang peristiwa tersebut dan menjelaskan bahaya yang mengancam kesehatan mahasiswa yang menjadi korban.
Jelaskan bahayanya bagi tulang punggung
Baca Juga: Pedagang Seblak Cerita Dapat Pembeli Nyeleneh, Cara Pesannya Bikin Ngakak
Dokter Tirta menyebut bahwa tindakan membanting yang dilakukan oleh oknum polisi tersebut tak boleh ditiru oleh siapapun karena membahayakan tulang belakang.
Ia menjelaskan di bagian tulang belakang manusia terdapat sistem saraf pusat.
"Tindakan membanting gini, jangan ditiru karena pada tulang belakang, ada sistem saraf pusat," ujar dokter Tirta dikutip suara.com, Kamis (14/10/2021).
"Yang bersangkutan, yang membanting sudah meminta maaf, tapi fyi (sebagai informasi) saja, tindakan ini sangat berbahaya mungkin sekarang selamat, itu alhamdulillah, tapi saya pernah melihat yang jatuh dan cidera tulang belakang," lanjutnya.
Dokter Tirta menyebut, orang yang mengalami benturan pada tulang belakang harus mendapat pengawasan selama 24 jam.
Baca Juga: Nyasar Gegara Ngikutin GPS, Mobil Ini Nyangkut di Jalan Setapak
"Aturan pada benturan tulang belakang adalah pengawasan 24 jam mengenai keluhan dia, apalagi pada kepala," pungkasnya.
Tanggapan warganet
Melihat cuitan tersebut, para warganet lantas menuliskan beragam komentar. Sebagian besar dari mereka sepakat dengan pernyataan dokter Tirta.
"Bener dok, sempet punya temen yang jatuh ngglebak ditarik kursinya dan natap meja kena kepalanya, syukur sekarang masih sehat. Tapi bicaranya makin ngelantur," komentar salah seorang warganet.
"Bener dok, 2017 gue juga mengalami kekerasan dipukul, ditendang, dipiting aparat. Masuk rumah sakit 1 minggu. Efeknya ke jangka panjang. 2021 awal baru berasa efeknya, sempet kejadian tiba-tiba cedera punggung dan gak bisa duduk sama sekali. Katanya ada trauma tulang belakang," sahut warganet lain.
"Ada juga yang lumpuh karena cedera tulang belakangnya dok," tulis salah satu warganet.
"Ada efek ke depan yang bisa dicek secara medis ngga dok? Maklum yang namanya saraf kadang ngaconya baru ketahuan di masa depan," ujar warganet lain.
"Itu bantingnya di lantai keras seperti itu lho... ihhh.. sakit. Efek jangka panjangnya tuh dipikirkan," komentar salah satu warganet.
"Teman akrabku delu seperti ini, cuma gegara main bola jatuh kebelakang gini, saraf tulang belakangnya kena, dan jalannya bungkuk sampe 14 tahunan, sampai akhirnya bisa sembuh," tulis warganet lain.
Peristiwa terjadi saat unjuk rasa
Sebelumnya, seorang polisi memiting dan membanting mahasiswa yang tengah melakukan aksi unjuk rasa memperingati hari ulang tahun ke-389 Kabupeten Tangerang. Peristiwa ini terekam kamera hingga videonya viral di media sosial.
Dalam video yang tersebar terlihat anggota polisi tersebut awalnya memiting bagian leher mahasiswa.
Selanjutnya pelaku membanting korban hingga terkapar. Bahkan, korban sempat terlihat kejang-kejang akibat aksi kekerasan anggota polisi tersebut.
Dikonfirmasi terkait peristiwa ini, Kapolres Tangerang Kabupaten Kombes Wahyu Sri Bintoro mengklaim akan memberi sanksi tegas terhadap anggota apabila terbukti melakukan tindak kekerasan.
"Kalau masih ada berarti oknum anggota tersebut akan saya tindak tegas," kata Wahyu saat dikonfirmasi, Rabu (13/10/2021).
Wahyu mengklaim dirinya telah mewanti-wanti anggota untuk tidak menggunakan kekerasan dalam rangka mengamankan jalannya aksi. Peringatan itu disampaikannya saat apel pengamanan pasukan pagi tadi.
"Dalam apel pengamanan pasukan, saya sudah jelas dan tegas tidak ada kekerasan," katanya.