Suara.com - Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu sekaligus Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto kembali melontarkan pernyataan pedas. Dia menyatakan, kader PDIP yang mendeklarasikan calon presiden (capres) mendahului arahan Megawati Soekarnoputri telah keluar dari barisan. Bahkan, dia sampai melontarkan kata celeng atau babi hutan.
Hal itu menimbulkan tanda tanya hal itu apakah dengan kejadian tersebut muncul perpecahan di tengah internal PDIP. Menanggapi hal itu Analis Politik dari Voxpoll Center Pangi Syarwi Chaniago menilai, perpecahan di dalam partai atau adanya faksi adalah sebuah keniscayaan.
Pangi mengatakan, tidak mungkin kader partai di tingkat akar rumput selalu memiliki suara yang sama atau satu suara.
![Logo barisan celeng pendukung Ganjar Pranowo. [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/13/10893-barisan-celeng.jpg)
"Sebenarnya perpecahan itu, faksi itu sebuah keniscayaan dalam keniscayaan dalam politik. Semua satu suara, tidak ada perbedaan di tingkat akar rumput itu tidak mungkin di partai manapun. Apalagi ini soal capres kan mereka berbeda," kata Pangi kepada wartawan, Rabu (13/10/2021).
Ia menilai selama belum ada keputusan resmi dari DPP PDIP terutama dari ketua umum terkait dengan calon presiden, sah-sah saja jika kader mendukung figur yang dirasa cocok dimajukan.
"Artinya, silakan berkompetisi belum ada keputusan. Lain cerita kalau misalnya ketum dalam hal ini Bu Megawati sudah mendeklarasikan nama, misalnya Puan, tiba-tiba ada yang mendukung Ganjar, itu baru salah, ruang musyawarah mufakat sudah selesai, maka harus tegak lurus, harus disiplin tidak boleh berbeda suara lagi," tuturnya.
Lebih lanjut, Pangi mengatakan, suara-suara kader di akar rumput biarkan saja mengalir. Menurutnya, adanya suara tersebut tidak boleh dideskriditkan selama belum ada keputusan yang resmi.
"Kan Bu Mega sendiri memberikan ruang untuk memulai menunjukkan eksistensinya seperti bu Risma, Ganjar, Puan, silakan saja memompa elektabilitas tapi kan pada akhirnya yang akan memutuskan tetap ibu ketum. Nah kalau sudah ketok palu baru tidak boleh lagi ada suara yang berbeda. Sejauh ini apakah sudah diputuskan, kan belum. Kenapa kemudian dinamika suara yang di bawah ini harus didiskreditkan," tandasnya.
Sinisme Politik
Baca Juga: Kader PDIP Jadi Barisan Celeng Berjuang, Pangamat: Hanya Ganjar yang Bisa Meredam
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sepertinya sudah mulai menghangat. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lagi-lagi mendapatkan mendukung untuk mencalonkan diri menjadi calon presiden (capres).