Suara.com - Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan G20 lewat konferensi video telah sepakat untuk bekerja sama menghindari bencana kemanusiaan di Afghanistan, bahkan jika itu berarti harus mengoordinasikan upaya dengan Taliban.
Mengutip Aljazeera, Rabu (13/10/2021), Uni Eropa membuka pembicaraan pada Selasa (12/10/2021) dengan menjanjikan satu miliar euro atau 1,2 miliar dolar yang akan digunakan untuk kebutuhan kemanusiaan yang mendesak.
Dana tersebut juga akan digunakan untuk membantu negara-negara tetangga yang menampung warga Afghanistan yang telah melarikan diri sejak Taliban menguasai negara itu.
“Pada dasarnya ada konvergensi pandangan tentang perlunya menangani keadaan darurat kemanusiaan,” kata Draghi kepada wartawan di akhir konferensi video khusus tersebut.
Baca Juga: Aksi Jahit Mulut Imigran Afghanistan di Riau, Minta Dipindah ke Negara Lain
“Ini adalah respons multilateral pertama terhadap krisis Afghanistan. Multilateralisme akan kembali dengan susah payah, tetapi akan kembali lagi,” kata Draghi.
Ada kesepakatan bulat di antara para peserta tentang perlunya meringankan krisis di Afghanistan, di mana aset negara di luar negeri telah dibekukan, bank kehabisan uang, pegawai negeri belum dibayar, dan harga pangan melonjak.
Jutaan warga Afghanistan berisiko mengalami kelaparan parah saat musim dingin mendekat.
"Untuk berdiri dan menyaksikan 40 juta orang terjun ke dalam kekacauan karena listrik tidak dapat disuplai dan tidak ada sistem keuangan, itu tidak bisa dan tidak boleh menjadi tujuan komunitas internasional," kata Kanselir Jerman Angela Merkel kepada wartawan.
Uni Eropa menekankan dana bantuan tersebut akan masuk ke organisasi internasional yang bekerja di lapangan dibandingkan ke Taliban yang belum diakui oleh pemerintah lain.
Baca Juga: Pengungsi Afghanistan Datangi Konsulat AS di Medan, Minta Dikirim ke Negara Ketiga
Sebagian besar upaya bantuan G20 akan disalurkan melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetapi juga akan ada bantuan langsung antar negara.
Namun, Draghi mengatakan keterlibatan Taliban sangat krusial untuk menyalurkan bantuan kepada rakyat Afghanistan.
“Sangat sulit untuk melihat bagaimana seseorang dapat membantu rakyat Afghanistan tanpa semacam keterlibatan pemerintah Taliban,” ucap Draghi.
Draghi menekankan bahwa berkoordinasi dengan Taliban tidak berarti mengakui pemerintahan mereka dan Taliban akan dinilai berdasarkan perbuatan mereka, bukan kata-kata mereka.
Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan itu, para pemimpin G20 meminta Taliban untuk menangani kelompok garis keras yang beroperasi di luar negeri.
Program kemanusiaan di masa depan sebaiknya fokus pada perempuan dan anak perempuan, serta perjalanan yang aman harus diberikan kepada orang-orang Afghanistan yang ingin meninggalkan negara itu. (Jacinta Aura Maharani)