Suara.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan pada Selasa (12/10/2021) bahwa Rusia harus mempercepat vaksinasi Covid-19 ketika negara itu mencatat angka kematian harian tertinggi sejak awal pandemi.
Mengutip CNN, Rabu (13/10/2021), situasi pandemi Covid-19 di negara yang luas tersebut diketahui terus memburuk.
Berbicara kepada anggota parlemen yang baru terpilih dari State Duma majelis rendah parlemen RusiaPutin mendesak para deputi yang telah berkumpul di Kremlin untuk meyakinkan publik Rusia untuk mendapatkan vaksinasi.
“Anda tahu bahwa jumlah infeksi meningkat di banyak daerah dan tenaga medis spesialis bekerja dalam kondisi yang sulit,” ucap Putin.
Baca Juga: Selesai Karantina, Putin Langsung Pergi Liburan dan Mancing di Hutan
“Kita semua tahu betul bahwa vaksinasi dapat menyelamatkan kita dari virus. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan kecepatan vaksinasi.”
“Saya ingin meminta Anda untuk paling aktif dalam pekerjaan ini, untuk mendidik orang dan berbicara di media. Orang-orang percaya dan mendengarkan saran dan rekomendasi Anda.”
Putin juga mengatakan para deputi harus gigih dan sabar untuk menjelaskan kepada publik terkait vaksinasi Covid-19.
“Sangat penting untuk melakukan ini tanpa nada teguran administratif. Kita harus dengan gigih dan sabar bekerja dengan orang-orang dan menjelaskan kepada mereka manfaat mencegah penyakit berbahaya ini," tambah Putin.
Rusia tertinggal di belakang dari sebagian besar dunia dalam hal capaian vaksinansi Covid-19, meskipun menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin Covid-19, Sputnik V, untuk digunakan pada Agustus 2020.
Baca Juga: Nama Vladimir dan Putin Ditolak Negara Swedia, Ini Penyebabnya
Arahan Putin datang pada hari yang sama ketika Rusia mencatat 973 kematian selama 24 jam terakhir, menjadi jumlah kematian Covid-19 tertinggi di negara itu sejak awal pandemi.
Rusia kini telah mencatat lebih dari 900 kematian dalam sehari selama tujuh hari berturut-turut. Secara total, Rusia secara resmi mencatat 218.345 kematian akibat Covid-19 menurut satuan tugas Covid-19 di negara tersebut.
(Jacinta Aura Maharani)