Suara.com - PT Pertamina Patra Niaga terus memperluas ekspansi penjualan produk aviasi, salah satunya bahan bakar pesawat terbang jenis avtur dengan merambah pasar hingga ke 47 negara.
Pejabat Sementara Sekretaris Perusahaan Irto Ginting dalam keterangannya mengatakan, bahwa pihaknya telah melayani kebutuhan avtur di 128 lokasi di dunia yang tersebar di 47 negara melalui skema kemitraan strategis sejak 2014.
"Kemitraan strategis yang kami jalankan adalah model Contracting Company Delivering Company atau dikenal dengan Conco Delco," ujar Irto di Jakarta, Selasa (12/10/2021).
Irto menjelaskan bahwa kemitraan strategis itu merupakan skema best practice pada industri aviasi sehingga total penyaluran avtur tertinggi mencapai lebih dari 700.000 kiloliter pada tahun 2019.
Baca Juga: Dua Bulan Pasca Alih Kelola WK Rokan, PHR Lampaui Target Pengeboran Sumur
Kemitraan strategis penyaluran avtur yang dilakukan Pertamina tidak hanya terpusat di regional Asia Tenggara, tetapi hingga Eropa dan Timur Tengah.
Pada tahun 2020, volume penyaluran tertinggi berada di Thailand yang mencapai 20 persen dari total penyaluran avtur di luar negeri.
Posisi kedua disusul Jepang yang mencapai lebih dari 14 persen, sedangkan untuk Eropa dan Timur Tengah juga cukup tinggi, terutama di Belanda dan Arab Saudi dengan persentase penyaluran di kedua negara tersebut hampir mencapai 8 persen dari total penyaluran internasional.
Sementara itu, dari sisi maskapai tercatat bahwa layanan Conco Delco Pertamina tak hanya fokus kepada maskapai dalam negeri yang melayani rute penerbangan internasional.
Pada tahun lalu, maskapai Filipina dan Jepang menduduki posisi teratas dari lima maskapai dengan volume penyaluran avtur tertinggi.
Baca Juga: Pertamina Siapkan Rencana Besar Tingkatkan Produksi Blok Rokan
"Ini membuktikan bahwa jejak layanan avtur kami telah diakui dan dapat bersaing dengan berbagai perusahaan di industri aviasi," tutur Irto.
Pertamina mengalami penurunan penyaluran avtur yang signifikan selama pandemi Covid-19 akibat permintaan yang menurun dan terbatasnya jumlah penerbangan.
Sejak pandemi, situasi itu justru dimanfaatkan perusahaan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas dan efektivitas layanan avtur di luar negeri.
Salah satu langkah yang dilakukan perusahaan, kata Irto, adalah menyelaraskan bisnis dengan Pertamina International Marketing & Distribution sebagai trading arm di luar negeri.
Perusahaan akan melakukan penyesuaian strategi dalam melakukan ekspansi bisnis avtur pada masa depan. Langkah selanjutnya adalah memperkuat sistem digitalisasi sebagai upaya memperkuat mekanisme yang menunjang pelayanan penyaluran avtur.
"Kami harap ke depan bisnis aviasi akan kian membaik, dan kami bisa terus memperluas jaringan bisnis avtur internasional Pertamina," pungkas Irto. (Antara)