Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turut menyampaikan pandangannya terkait kasus perkosaan terhadap tiga anak oleh ayahnya sendiri di Luwu Timur. Dalam pandangan KPAI, sebaiknya kasus itu ditangani langsung oleh Polda Sulawesi Selatan maupun Mabes Polri.
Komisioner KPAI, Retno Listyarti, mengatakan kasus tersebut sebaiknya tidak ditangani oleh Polres Luwu Timur lantaran adanya perbedaan hasil visum milik polisi dengan ibu korban. Hal itu diminta agar tidak terjadi saling fitnah dan saling serang secara siber.
"Maka sebaiknya kasus tidak lagi ditangani pihak Polres Luwu Timur, namun sebaiknya di tangani Polda Sulawesi Selatan atau Mabes Polri," kata Retno dalam keterangannya, Senin (11/10/2021).
Retno juga berpendapat, pemeriksaan psikologis juga harus dilakukan secara independen. Hal itu diminta sebagai pembanding dengan temuan Polres Luwu Timur & P2TP2A Luwu Timur.
"Ini untuk menghindari konflik kepentingan. Proses harus transparan dan diawasi juga oleh Kompolnas," sambungnya.
KPAI juga mendorong Pemerintah Daerah segera memenuhi hak anak-anak korban untuk mendapatkan rehabilitasi psikologis maupun medis. Tidak hanya itu, perlindungan bagi anak-anak korban maupun ibunya juga penting untuk dilakukan.
"Selain pemerintah daerah, ibu korban dapat meminta perlindungan kepada LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban)," beber Retno.
LPSK, kata Retno, nantinya dapat menyediakan rumah aman, rehabilitasi psikologi, pendampingan hukum saat proses pemeriksaan. Bahkan juga saat kasus digelar di pengadilan.
Retno juga mengapresiasi ibu korban melaporkan kejahatan seksual tersebut. Ibu korban tidak menyembunyikan kasus ini meski pelakunya adalah ayah korban.
Baca Juga: Anggota DPR ke Polres Lutim: Dukung Ibu Korban Pemerkosaan Anak, Jangan Malah Viktimisasi

"Perjuangan sang ibu akan memberikan persepsi positif juga pada anak-anaknya bahwa sang ibu begitu gigih memperjuangkan keadilan bagi anak-anaknya, ini bukan perkara mudah," papar Retno.