Suara.com - Mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyebut China sebagai pengganggu dan menyatakan dukungan untuk Taiwan saat melakukan kunjungan pada Jumat (8/10/2021).
Associated Press melaporkan komentar Abbott tersebut ditujukan untuk sebuah konferensi yang didukung oleh pemerintah Taiwan. Pemerintah Australia mengatakan kunjungan Abbot ke Taiwan bukanlah kunjungan resmi.
“Tidak ada yang lebih mendesak saat ini selain solidaritas dengan Taiwan,” ujar Abbot dalam konferensi tersebut.
Pemerintah China telah berusaha untuk mengisolasi Taiwan yang diklaim masih menjadi wilayah mereka.
Baca Juga: Rawan Positif Palsu, Australia Tarik Alat Tes COVID-19 Mandiri dari Peredaran
Pada 1 Oktober lalu, China melecehkan militer Taiwan dengan menerbangkan jet tempur menuju zona pertahanan udara Taiwan. Ketegangan tersebut berlanjut hingga minggu ini.
Di tengah ketegangan tersebut, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen meluncurkan forum dengan pidato yang lebih terkendali, menghilangkan penyebutan langsung China.
Tsai tidak menyebut China, namun mengatakan “Taiwan berkomitmen penuh untuk berkolaborasi dengan pemain regional untuk mencegah konflik bersenjata di Laut China Selatan dan Selat Taiwan.”
Abbott mengatakan bahwa dua tahun lalu, dia ragu-ragu untuk menghadiri pertemuan yang disebut Forum Yushan, karena takut memprovokasi Beijing.
China hingga saat ini merupakan pasar terbesar Australia untuk ekspor batu bara dan komoditas lainnya.
Baca Juga: Taiwan-China Sedang Panas, Sejumlah Senator Prancis Temui Presiden Tsai Ing Wen
Abbott berpendapat banyak hal telah berubah sejak itu dengan Beijing memperketat kontrol atas Hongkong dan mempersenjatai perdagangan melawan Australia.
Beijing telah memberlakukan tarif tinggi terhadap anggur, batu bara, dan barley Australia sebagai tanggapan atas seruan Australia untuk menyelidiki asal-usul virus corona yang pertama kali dilaporkan di Wuhan pada Desember 2019, yang pada dasarnya menutup impor produk-produk ini.
“Jadilah teman dan Anda akan memiliki teman. Jadilah pengganggu dan Anda hanya akan memiliki klien yang tidak sabar untuk melarikan diri,” kata Abbott.
“Kolaborasi masih mungkin dan kepercayaan masih bisa dibangun kembali,” tambahnya.
Abbott mengatakan hal yang paling penting adalah memastikan penentuan nasib Taiwan sendiri.
Para pemimpin China mengatakan mereka bertekad untuk menyatukan pulau Taiwan dan daratan China, bahkan dengan kekerasan jika perlu.
“Itulah mengapa teman-teman Taiwan sangat penting sekarang untuk menekankan bahwa masa depan Taiwan harus diputuskan oleh rakyatnya sendiri dan memberi tahu Beijing bahwa segala upaya pemaksaan akan memiliki konsekuensi yang tak terhitung,” jelas Abbott. (Jacinta Aura Maharani)