Suara.com - Rusia akan mengundang perwakilan Taliban ke pembicaraan internasional tentang Afghanistan yang rencananya akan diadakan di Moskow pada Rabu (20/10/2021).
Mengutip Aljazeera, Jumat (8/10/2021), Perwakilan Khusus Presiden Vladimir Putin untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang konferensi yang direncanakan tersebut.
Pembicaraan itu akan mengikuti KTT G20 di Afghanistan pada Selasa (12/10/2021) yang bertujuan membantu negara itu menghindari bencana kemanusiaan setelah pengalihan kekuasaan oleh Taliban pada pertengahan Agustus 2021.
Moskow pernah menjadi tuan rumah konferensi internasional tentang Afghanistan, di mana Rusia, Amerika Serikat, China dan Pakistan merilis pernyataan bersama yang menyerukan kepada pihak-pihak yang bertikai di negara itu untuk mencapai kesepakatan damai dan mengekang kekerasan.
Baca Juga: Cara Taliban Hilangkan Perilaku Korup Lewat Hukum Syariah di Afghanistan
Sejak AS dan sekutunya menarik pasukan mereka setelah intervensi militer selama 20 tahun, Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan dengan cepat.
Rusia khawatir tentang potensi kejatuhan di wilayah yang lebih luas.
Putin telah memperingatkan kemungkinan ekstremis menyusup ke bekas republik Soviet di Asia Tengah yang dipandang Moskow sebagai penyangga pertahanan selatannya.
Setelah Taliban menguasai Afghanistan, Moskow telah mengadakan latihan militer di Tajikistan dan memperkuat hardware pangkalan militernya di sana.
Kepresidenan Tajikistan dalam sebuah pernyataan menjelaskan Putin pada Kamis lalu mengadakan panggilan telepon dengan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon di mana kedua pemimpin membahas situasi keamanan seputar perkembangan terakhir di Afghanistan.
Baca Juga: Granat Meledak di Masjid Afghanistan, Satu Pemimpin Taliban Tewas
Moskow sebelumnya pernah bergerak untuk terlibat dengan Taliban dalam beberapa waktu terakhir tetapi tidak mengakui kelompok itu karena dianggap sebagai kelompok teroris di Rusia.
Tidak seperti negara-negara Barat yang bergegas mengevakuasi para diplomat setelah kebangkitan Taliban, Rusia tetap membuka kedutaannya di ibu kota Afghanistan, Kabul. (Jacinta Aura Maharani)