Suara.com - Perayaan maulid Nabi Muhammad SAW atau atau hari kelahiran Rasulullah diperingati setiap satu tahun sekali oleh seluruh umat muslim pada 12 Rabiul Awal. Pernahkah kalian bertanya apa Nabi Muhammad memperingati Maulid Nabi?
Mungkin kalian ada yang penasaran dengan jawaban dari pertanyaan tersebut. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya pun pernah pendapat pertanyaan apa Nabi Muhammad memperingati Maulid Nabi dari jamaahnya. Lalu bagaimana jawabannya?
Dalam sebuah ceramah Buya Yahya melalui akun YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah pada 27 November 2019 menjelaskan mengenai Maulid yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Buya Yahya juga mengatakan bahwa “Rasulullah SAW tidak memperingati dirinya sendiri, tapi Rasulullah SAW memberi contoh untuk kita”.
Lantaran umat Islam merayakan maulid Nabi, tapi hal tersebut tidak membuat Rasulullah SAW juga merayakan hari kelahirannya sendiri.
“Sebagai umat muslim kita harus selalu mencontoh apa yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW karena hal itu sama halnya dengan merayakan Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi adalah perkumpulan hamba-hamba Allah SWT yang diberi motivasi untuk mengenal, mencintai dan membela Nabi Muhammad SAW”, sambung Buya Yahya.
Maulid Nabi dapat dilakukan dengan menghadiri dan mendengarkan ceramah, berdzikir dan berdoa, serta mempraktikkan sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad SAW.
"Kita tidak berbicara soal kelahiran Nabi. Kelahirannya jelas istimewa. Tapi kita ingin menghadirkan sunnah Nabi dengan cara semacam ini," ujar Buya Yahya menegaskan
Perlu diketahui, bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak pernah dilakukan di zaman Nabi Muhammad SAW, para sahabat, maupun generasi awal Islam. Namun ada sebuah hadist ketika Nabi Muhammad SAW ditanya puasa pada hari senin yang berbunyi sebagai berikut.
Baca Juga: Libur Maulid Nabi 2021 dan Etika dalam Merayakannya
“Dari Abu Qatadah ra, sesungguhnya Rasulullah telah ditanya perihal puasa pada Senin, beliau bersabda, “Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu pula wahyu diturunkan.” (HR Muslim).