Suara.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri tengah menyelidiki dugaan adanya puluhan warga Garut, Jawa Barat yang mengaku dibaiat oleh ajaran Negara Islam Indonesia (NII). Penyelidikan salah satunya dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari masyarakat.
Hal itu diungkapkan oleh Kabagbanops Densus 88, Kombes Aswin Siregar. Dia sendiri mengakui telah menerima informasi terkait adanya peristiwa itu.
"Kami sudah monitor kejadian ini, dan sedang mengumpulkan informasi yang lebih detail," kata Aswin kepada wartawan, Kamis (7/10/2021).
Aswin memastikan pihaknya akan melakukan upaya penegakan hukum jika ditemukan bukti-bukti terkait peristiwa ini.
Baca Juga: Fadli Zon: Dunia Sudah Berubah, Sebaiknya Densus 88 Dibubarkan Saja
"Nanti akan ada tindak lanjut sesuai fakta hukum yang ditemukan," katanya.
NII atau dikenal juga dengan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Kelompok ini memiliki tujuan untuk mendirikan negara Islam di Indonesia di masa orde lama.
Dalam perjalanannya, NII atau DI/TII sempat merembet menjadi gerakan pemberontakan bersenjata. Kelompok ini kemudian terpecah dan diduga menjadi kelompok terorisme Jamaah Islamiyyah atau JI.
Pada 13 Agustus 2019, sebanyak 14 mantan anggota NI atau DI/TII telah membacakan ikrar setia pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tinggal Ika. Pelaksanaannya berlangsung di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam).
Mereka adalah Sarjono Karyosuwiryo, Dadang Fathurrahman, Aceng Mi’rah Mujahidin, Yudi Muhammad Auliya, Yana Suryana, Deden Hasbullah, Ahmad Icang Rohiman, Mamat Rohimat, Dadang Darmawan, Eko Hery Sudibyo, Cepi Ardiyansyah, Nandang Syuhada, Deris Andrian, dan Ali Abdul Adhim.
Baca Juga: Segini Kekuatan Bahan Peledak yang Disembunyikan Teroris di Gunung Ciremai
Sarjono Kartosuwiryo selaku putra tokoh utama DI/TII-NII, Sekarmaji Marinan Kartosuwiryo, memimpin ikrar sumpah tersebut.