Tumpas Teroris hingga Kartel Narkoba, Kolombia Kerahkan 14.000 Tentara di Perbatasan

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 07 Oktober 2021 | 07:50 WIB
Tumpas Teroris hingga Kartel Narkoba, Kolombia Kerahkan 14.000 Tentara di Perbatasan
Tentara Kolombia. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kolombia mengerahkan 14.000 personel militer pada Rabu (6/10) untuk meningkatkan kendali pemerintah atas konflik di dekat perbatasan Venezuela.

Banyak kelompok bersenjata di dekat perbatasan Venezuela bersaing satu sama lain untuk mengendalikan produksi kokain.

Pengerahan 14.000 personel militer itu menjadi yang terbesar dalam sejarah Kolombia baru-baru ini.

Sebanyak 14.000 personel militer itu tergabung dalam unit baru yang dikenal sebagai CENOR. Kolombia menempatkan CENOR di provinsi Norte de Santander.

Baca Juga: Bentrok di Penjara Ekuador Tewaskan 100 Orang, Presiden Umumkan Keadaan Darurat

Presiden Kolombia Ivan Duque mengatakan unit tersebut akan berupaya untuk menghancurkan perdagangan narkoba dan terorisme, serta mencegah pendanaan bagi kejahatan terorganisir.

CENOR akan menghadapi anggota pemberontak Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), gerilyawan dari Tentara Pembebasan Nasional (ELN), dan kelompok kriminal termasuk Clan del Gulfo. Kelompok-kelompok bersenjata tersebut bersaing untuk mengendalikan tanaman koka, bahan utama pembuatan kokain.

Provinsi Norte de Santander adalah salah satu wilayah paling banyak terjadi kekerasan di Kolombia.

Pada Juni, pemberontak FARC bertanggung jawab atas serangan bom mobil di pangkalan militer di Cucuta,Provinsi Norte de Santander, Kolombia. Ledakan bom mobil itu melukai puluhan orang.

Pengerahan 14.000 personel militer itu akan disertai dengan investasi untuk mengatasi kemiskinan dan program pemberantasan untuk mengakhiri tanaman ilegal, kata pemerintah.

Baca Juga: Sasar Bandit hingga Kartel Narkoba, Operasi Militer Kolombia Tewaskan 10 Orang

Konflik bersenjata di Kolombia telah menewaskan lebih dari 260.000 orang dan membuat jutaan warga mengungsi.

Kolombia menuduh Venezuela melindungi kelompok-kelompok bersenjata ilegal dan membiarkan perdagangan narkoba dengan imbalan keuntungan.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro membantah tuduhan itu.

"Kita perlu memastikan tidak ada kolusi di wilayah perbatasan untuk mensponsori perdagangan narkoba dan kejahatan internasional lainnya," kata Presiden Kolombia Ivan Duque. (Sumber: Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI