Anis Matta: Kekhawatiran Ancaman Bangkitnya Komunisme Bukan Karena Ideologi tapi Hegemoni

Rabu, 06 Oktober 2021 | 18:43 WIB
Anis Matta: Kekhawatiran Ancaman Bangkitnya Komunisme Bukan Karena Ideologi tapi Hegemoni
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat atau Gelora Indonesia Anis Matta [SuaraSulsel.id / Dokumentasi Gelora]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum DPP Partai Gelora, Anis Matta, menilai adanya kekhawatiran atas ancaman bangkitnya kembali komunisme bukan didasari pada ideologi komunisme itu sendiri melainkan dari isu adanya hegemoni China.

Hal itu disampaikan Anis menanggapi hasil survei Median yang menyebutkan jumlah responden yang percaya komunisme bakal bangkit ada sebesar 46,4 persen. Hasil survei itu dibahas dalam diskusi Gelora Talks dengan tajuk NKRI & Ancaman Komunisme Dalam Dinamika Geopolitik', Rabu (6/10/2021).

"Pertama bahwa ternyata ketakutan akan kebangkitan komunisme seperti yang kita lihat dalam survei ini, tidak berhubungan dengan ideologi komunisme, tetapi berhubungan dengan isu lain yang lebih bersifat geopolitik yaitu hegemoni China," kata Anis dalam diskusi.

Anis mengatakan, isu hegemoni China sebenarnya merupakan hal biasanya saja terjadi lantaran memang selama 30 tahun ini terus dikampanyekan. Menurutnya, adanya ekspansi membuat opini publik menjadi terpengaruh.

Baca Juga: Survei: 46 Persen Masyarakat Indonesia Percaya Isu Kebangkitan Komunisme

Namun, kata dia, jika dilihat dari hasil survei tersebut publik yang masih percaya bangkitnya komunisme tersebut lantaran banyak juga dipengaruhi oleh operasi politik dan media dari kekuatan global.

"Kita tidak bisa memungkiri bahwa sebagai negara yang terbuka, media kita terbuka, akses kita kepada seluruh informasi secara global sangat terbuka, karena itu akses orang kepada publik main kita termasuk pembentukan publik kita sendiri juga dipengaruhi kekuatan-kekuatan yang sedang bekerja," ungkapnya.

Lebih lanjut, Anis mengatakan dalam survei yang dilakukan beberapa tahun lalu dengan tema yang sama tren angka publik masih percaya komunisme bangkit terus naik. Hal itu juga dilihatnya berbarengan dengan Amerika mendeklarasikan Tiongkok sebagai musuhnya.

"Jadi artinya opini publik kita dibentuk oleh bagian dari operasi geopolitik," tandasnya.

Hasil Survei

Baca Juga: Pendukung PKI Disebut Susupi TNI: Isu Usang, Perdebatan Komunisme Distop Sajalah

Sebelumnya, Lembaga survei Median kembali merilis hasil survei terbarunya mengenai isu kebangkitan komunisme di Indonesia. Hasilnya jumlah responden yang percaya komunisme bakal bangkit ada sebesar 46,4 persen.

Survei tersebut dilakukan terhadap 1.000 responden dengan margin of error sebesar +/- 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengambilan data dilakukan pada 19-26 Agustus 2021.

"Jumlah yang percaya terhadap isu kebangkitan cukup besar, berkisar 46,4 persen. Percaya 28,5 persen, sangat percaya 17.9 persen," kata Peneliti Median, Rico Marbun dalam rilis secara virtual, Kamis (30/9/2021).

Sementara jumlah responden yang tidak percaya terhadap isu kebangkitan komunisme ada sebesar 45 persen. Jumlah itu dari kumulasi antara yang tidak percaya dan sangat tidak percaya.

"Jadi ada selisih cukup tipis sekitar 1,4 persen antara yang percaya dan tidak. Tapi sampai detik ini yang percaya 46,4 persen," tuturnya.

Untuk diketahui, survei tersebut dilakukan dengan metode dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. Quality control dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada sesuai dengan standar metodologi. Masyarakat yang dijadikan responden adalah mereka yang memiliki hak pilih dengan rataan umur 17 tahun ke atas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI