Demo Tuntut Naik Gaji, Serikat Pekerja Logam di Afrika Selatan Ancam Mogok Kerja Massal

Rabu, 06 Oktober 2021 | 15:39 WIB
Demo Tuntut Naik Gaji, Serikat Pekerja Logam di Afrika Selatan Ancam Mogok Kerja Massal
Demo Tuntut Naik Gaji, Serikat Pekerja Logam di Afrika Selatan Ancam Mogok Kerja Massal. Ilustrasi demo buruh di Afrika Selatan. (REUTERS/Mike Hutchings)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serikat pekerja logam terbesar di Afrika Selatan, National Union of Metalworkers of South Africa (NUMSA), melancarkan unjuk rasa mereka pada Selasa (5/10/2021).

Kantor Berita Reuters melaporkan para pendemo menyerukan pemogokan tanpa batas waktu, menuntut kenaikan gaji, dan mengancam akan memblokir pasokan suku cadang untuk membuat mobil dan aksesori baru.

Dengan sekitar 155.000 anggota yang terorganisir di sektor ini, NUMSA telah menyerukan penutupan total industri mesin setelah pembicaraan upah dengan badan-badan pemberi kerja mencapai jalan buntu dan arbitrase gagal.

NUMSA memberikan pernyataan, “kami tidak punya pilihan selain mogok dan menahan tenaga kerja kami tanpa batas waktu sampai para bos memenuhi tuntutan kami yang adil.”

Baca Juga: Penyelidikan Pengaman Impor Baja Afsel Dihentikan, Indonesia Ambil tindakan

Serikat pekerja tersebut mengorganisir unjuk rasa di seluruh negeri pada Selasa lalu dengan ribuan orang menghadiri unjuk rasa di pusat kota Johannesburg.

Para pendemo mengenakan baju merah NUMSA sambil mengangkat plakat. Salah satu plakat yang dibawa pendemo bertuliskan "cedera pada satu adalah cedera bagi semua".

NUMSA telah mengupayakan kenaikan upah 8 persen secara menyeluruh pada tahun pertama kesepakatan pembayaran dan peningkatan yang setara dengan tingkat inflasi ditambah 2 persen untuk dua tahun berikutnya. Inflasi tahunan saat ini sekitar 5 persen.

Federasi Industri Badan Baja dan Mesin Afrika Selatan telah menawarkan 4,4 persen untuk tahun 2021, inflasi ditambah 0,5 persen pada tahun 2022 dan inflasi ditambah 1 persen pada tahun ketiga.

Ekonomi Afrika Selatan, termasuk pada sektor otomotif yang berfokus pada ekspor, terpukul keras oleh pandemi COVID-19, sehingga membuat pengusaha enggan menyerah pada tuntutan serikat pekerja untuk kenaikan gaji di atas inflasi.

Baca Juga: Jarang Terjadi, Puluhan Penguin di Afrika Mati Disengat Lebah

Penjualan mobil turun sekitar 30 persen tahun lalu untuk pasar domestik dan ekspor, memukul merek-merek besar seperti Ford, BMW, dan Nissan yang semuanya memiliki pabrik lokal.

Renai Moothilal, direktur eksekutif Asosiasi Nasional Komponen Otomotif dan Produsen Sekutu mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya meminta pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Kami mendesak pihak-pihak (terkait) untuk segera menyelesaikan kebuntuan dan mencegah kerusakan jangka panjang dan kemungkinan penghentian jalur kendaraan yang dirakit di Afrika Selatan dan luar negeri," jelas Moothilal.

Mark Roberts, pemimpin Asosiasi Industri Motor Ritel, mengatakan pasokan suku cadang bisa terpengaruh apabila pemogokan NUMSA berlangsung lebih dari seminggu. Tetapi, serikat pekerja logam tersebut telah meminta para anggotanya untuk tidak bekerja pada Kamis besok. (Jacinta Aura Maharani)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI