Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut kegiatan keagaman menjadi kegiatan paling berbahaya yang menyebabkan lonjakan pandemi Covid-19.
Budi menjelaskan lonjakan pertama pada Januari-Februari lalu disebabkan oleh kegiatan keagaman Natal dan Tahun Baru pada Desember 2020, lalu lonjakan kedua pada Juli-Agustus kemarin disebabkan oleh kegiatan keagamaan Idul Fitri.
"Ini yang paling bahaya adalah aktivitas keagamaan, ini harus dijaga protokol kesehatannya karena semua lonjakan di kita itu terjadi sesudah acara keagamaan, bukan yang rutin yang mingguan ya, bukan tiap Jumat ke Masjid atau tiap Minggu ke Gereja, tetapi ritual keagamaan hari besar," kata Budi dalam Seminar Sespim Lemdiklat Polri, Rabu (6/10/2021).
Potensi penularan pada kegiatan keagamaan menurut Budi lebih berbahaya dari kegiatan perdagangan, transportasi, pariwisata, kantor atau pabrik, dan pendidikan.
Baca Juga: Cegah Klaster PTM, Pemerintah akan Random Tes Covid-19 Minimal Sebulan Sekali di Sekolah
"Pertama Januari-Februari itu karena ada hari besar keagamaan Natal dan Tahun Baru, kita meledak bulan Juli karena ada hari besar yang namanya lebaran," kata dia.
Dia menyebut pada saat ritual keagamaan ini mobilitas masyarakat luar biasa meningkat, sementara tingkat kepatuhan protokol kesehatan justru menurun.
"Protokol kesehatannya sangat rendah, meledak, ini tidak hanya di Indonesia, India juga meledak karena aktivitas keagamaan hari raya besar," ucap Budi.
Budi berharap dua lonjakan pandemi ini tidak terulang lagi pada libur Natal dan Tahun Baru akhir tahun 2021 nanti.
"Kita jangan mengulangi tiga kali salahnya, sudah salah dua kali, setiap ada hari keagamaan kita harus sangat hati-hati," pungkas Budi.
Baca Juga: Menkes Budi Sebut Jangan Takut ke Sekolah, Pandemi Covid-19 Terkendali