China-Taiwan Makin Panas, Beijing Terbangkan 56 Pesawat Tempur di Langit Taipei

Selasa, 05 Oktober 2021 | 19:49 WIB
China-Taiwan Makin Panas, Beijing Terbangkan 56 Pesawat Tempur di Langit Taipei
Ilustrasi pesawat tempur.[Unsplash/Daniel Eledut]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - China kembali menerbangkan pesawat tempurnya di atas langit Taiwan pada Senin (4/10/2021), kai ini tercatat ada 56 pesawat tempur.

Menyadur Al Jazeera Selasa (5/10/2021), Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengungkapkan manuver pertama terdiri dari 34 jet tempur J-16 dan 12 pesawat bomber H-6.

Kemudian empat pesawat tempur J-16 China terpantau terbang menuju bagian barat daya zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Angkatan Udara Taiwan mengungkapkan sudah menyiagakan pesawat tempurnya dan memantau pergerakan pesawat tempur China pada sistem pertahanan.

Baca Juga: China Bangun Pusat Karantina Dengan Biaya Rp5,1 Triliun di Kota Guangzhou

Perdana Menteri Su Tseng-chang mengatakan Taiwan perlu waspada dan tindakan China mempertaruhkan perdamaian dan stabilitas regional.

"Taiwan harus waspada. China semakin di atas. Dunia juga telah melihat pelanggaran China terhadap perdamaian regional dan melakukan tekanan terhadap Taiwan," kata Su kepada wartawan di Taipei.

Su Tseng-chang menambahkan bahwa Taiwan perlu memperkuat diri dan bersatu.

"Hanya dengan begitu negara-negara yang ingin mencaplok Taiwan tidak berani dengan mudah menggunakan kekuatannya," tegas Su Tseng-chang.

Taiwan telah melaporkan ada 148 pesawat udara China yang memasuki bagian selatan dan barat daya zona pertahanan udaranya sejak 1 Oktober.

Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Vs Taiwan di Playoff Kualifikasi Piala Asia

Pada hari Senin, menteri luar negeri Joseph Wu khawatir risiko konflik yang meningkat seiring manuver pesawat tempur China tersebut.

"Kami sangat prihatin bahwa China akan melancarkan perang melawan Taiwan di beberapa titik, meskipun ancaman itu mungkin tidak akan terjadi pada saat ini," kata Wu kepada Australian Broadcasting Corp pada hari Senin.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah menjadikan modernisasi angkatan bersenjata sebagai prioritas utamanya. Ia juga terjun langsung mengawasi peningkatan angkatan udara Taiwan.

Dalam sebuah artikel untuk majalah Luar Negeri AS yang dirilis pada hari Selasa, Tsai mengatakan jatuhnya Taiwan ke China akan memicu konsekuensi bencana bagi perdamaian di Asia.

Tsai Ing-wen pada dasarnya menegaskan jika Taiwan tidak menginginkan konfrontasi militer, namun akan mempertahankan diri jika hidupnya terancam.

"Jika demokrasi dan cara hidupnya terancam, Taiwan akan melakukan apa pun untuk mempertahankan diri," tulisnya.

Badan pembuat kebijakan utama China di Taiwan Mainland Affairs Council (MAC), menuduh Beijing merusak status quo perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

"Kami menuntut pihak berwenang Beijing segera menghentikan tindakan provokatifnya yang tidak damai dan tidak bertanggung jawab," kata juru bicara MAC Chiu Chui-cheng dalam sebuah pernyataan.

"China adalah pelakunya karena menyebabkan ketegangan antara kedua sisi Selat [Taiwan] dan itu semakin mengancam keamanan dan ketertiban regional," tambahnya.

Chiu Chui-cheng juga menegaskan bahwa Taiwan tidak akan pernah berkompromi dan menyerah pada ancaman apapun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI