Suara.com - Peneliti dari KedaiKOPI, Hendri Satrio mengemukakan, Partai Buruh harus dapat memberikan perbedaan di antara partai-partai politik lain yang sudah lebih dulu ada. Perbedaan itu, nantinya menjadi kans Partai Buruh menjadi berkembang dan besar.
Tanpa menawarkan perbedaan di antara parpol lain, Partai Buruh diprediksi sulit untuk mendapat ceruk pemilih. Hendri juga mengatakan, saat ini partai politik sudah memiliki sayap buruh masing-masing. Hal itu tentu saja menjadi keuntungan bagi mereka karena memiliki pemilih dari kalangan buruh.
Karena hal itu, Partai Buruh dituntut bisa memberikan perbedaan untuk memikat kalangan buruh menjadi pemilih.

"Jadi kalau tidak bisa mengambil celah apa yang membedakan antara Partai Buruh dengan partai lainnya ya susah," kata Hendri dihubungi, Selasa (5/10/2021).
Selain soal ceruk pemilih, tidak kalah penting yang barus dimiliki partai baru yakni, sosok tokoh di dalam untuk menarik minat terhadap Partai Buruh. Diketahui, Partai Buruh menunjuk Said Iqbal sebagai presiden partai. Nama Said diketahui sudah malang melintang mewakili biruh melalui konfederasi serikat.
"Ketokohan Said Iqbal memang ketua buruh, organisasi buruh. Tapi, apakah Said Iqbal cukup untuk ditokohkan oleh para buruh dan pemilih Partai Buruh? Kan belum tentu juga," kata Hendri.
"Bisa jadi tokoh-tokoh lain yang lebih kinclong atau lebih dikenal daipada Said Iqbal mungkin bisa lebih membantu Partai Buruh untuk lebih memiliki nama," sambungnya.
Sebelumnya, Partai Buruh secara resmi telah dideklarasikan atau dihidupkan kembali pada Selasa (5/10/2021) dalam acara Kongres di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Partai Buruh akan dipimpin Said Iqbal sebagai Ketua Umum atau Presiden periode 2021-2026.
Berdasarkan pantauan Suara.com di lokasi Kongres telah digelar sejak Senin (4/10/2021) kemarin hingga hari ini.
Baca Juga: Jadi Pendatang Baru, Said Iqbal Janji Desak Pemerintah Beri Bantuan Uang ke 100 Juta Warga
Kongres akhirnya memutuskan nama Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sebagai Presiden Partai Buruh dan Ferri Nurzali sebagai Sekretaris Jenderal partai.