Dipasang pada Masa Krisis Pandemi, Baliho Puan Disorot Media Asing

Senin, 04 Oktober 2021 | 19:05 WIB
Dipasang pada Masa Krisis Pandemi, Baliho Puan Disorot Media Asing
Billboard yang memajang wajah Puan Maharani di Jalan Raya Tegal-Purwokerto, depan Pasar Pepedan, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Rabu (4/8/2021). ‎[Suara.com/F Firdaus]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan papan reklame Puan Maharani memang berdiri di banyak jalan-jalan. Hal ini nyatanya sampai mendapat sorotan dari media asing, yakni South China Morning Post (SCMP). 

Menurut artikel tersebut, reklame yang hadir di tengah pandemi telah memecah perhatian warga. Di satu sisi berfokus pada masalah kesehatan, di sisi lain jadi gagal fokus dengan papan reklame yang berseliweran di berbagai tempat. 

Artikel berjudul 'Lebih besar dari kehidupan: akankah papan reklame membantu memutuskan siapa presiden Indonesia berikutnya?' itu, mengkritisi betapa menjamurnya baliho atau papan reklame Puan Maharani. Artikel tersebut menunjuk berbagai slogan-slogan politis puan seperti 'Indonesia Hebat' hingga 'Kepak Sayap Kebhinekaan'. 

"Salah satu [reklame] yang dipamerkan di depan umum adalah Puan Maharani, ketua parlemen saat ini dan pewaris klan politik Sukarno. Pria berusia 48 tahun itu adalah putri mantan presiden Megawati Sukarnoputri, pemimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)," catat SCMP.

Baca Juga: Puan Maharani: Venue PON Harus Terus Dimanfaatkan untuk Rakyat Papua

Ketua DPR RI, Dr. (H. C) Puan Maharani. (Dok: DPR)
Ketua DPR RI, Dr. (H. C) Puan Maharani. (Dok: DPR)

Tulisan dari SCMP juga melihat bagaimana dinasti politik bekerja di Indonesia. Kondisi politik yang juga menempatkan Puan Maharani pada posisinya sekarang. 

Namun menurut artikel tersebut, bagaimanapun adanya reklame besar politisi termasuk milik Puan telah meningkatkan ketenaran profil Puan secara online. Apalagi banyaknya meme yang dibuat oleh warganet di media sosial. 

Entah itu positif maupun negatif, perbincangan online suatu tokoh politik bagaimanapun telah sudah meningkatkan keteranan mereka. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI