BRIN Duga Parasetamol di Teluk Jakarta Akibat Gaya Hidup Manusia

Senin, 04 Oktober 2021 | 14:54 WIB
BRIN Duga Parasetamol di Teluk Jakarta Akibat Gaya Hidup Manusia
Tumpukan sampah di kawasan Berikat Nusantara, Marunda, Jakarta, Kamis (29/3).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menduga gaya hidup manusia menjadi salah satu penyebab ditemukan kandungan parasetamol di Teluk Jakarta.

Peneliti Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Zainal Arifin, mengatakan gaya hidup manusia bisa menjadi salah satu penyebabnya karena masyarakat kurang teredukasi bagaimana mengolah limbah farmasi di rumah tangga.

"Mungkin misalnya gaya hidup dari publik, atau obat kadaluarsa yang tidak dikelola dengan baik dibuang sembarangan, atau juga instalasi pengelolaan air limbahnya yang tidak berjalan secara optimal," kata Zainal dalam jumpa pers virtual, Senin (4/10/2021).

Dia mengatakan penelitian ini memang tidak menginvestigasi lebih dalam mencari sumber pencemaran parasetamol di Teluk Jakarta.

Baca Juga: Tak Tahu Tercemar Parasetamol, Saban Sore Banyak Warga Muara Angke Mandi di Laut

Namun bisa diprediksi bahwa parasetamol ini berasal dari daratan yang tidak hanya dari Jakarta tetapi bisa juga dari Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi yang berhilir ke utara Jakarta.

"Kita tidak melakukan riset soal sumbernya, tapi banyak sumber yang potensial yang masuk ke Muara Angke atau Ancol, ini bukan Pemda Jakarta saja, tapi kita peneliti hampir setuju bahwa 60-80 persen pencemaran itu berasal dari daratan, daratannya ini bisa saja dari Bodetabek juga," jelasnya.

Sebelumnya, hasil riset yang dibuat Dr. Wulan Koagouw (BRIN, UoB), Prof. Zainal Arifin (BRIN), Dr. George Olivier (UoB), dan Dr. Corina Ciocan (UoB) ini menginvestigasi beberapa kontaminan air dari empat lokasi di Teluk Jakarta yaitu: Angke, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing; serta satu lokasi di pantai utara Jawa Tengah yakni Pantai Eretan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa parameter nutrisi seperti Amonia, Nitrat, dan total Fosfat, melebihi batas Baku Mutu Air Laut Indonesia.

Selain itu, Parasetamol terdeteksi di dua tempat yakni di muara sungai Angke (610 ng/L) dan muara sungai Ciliwung Ancol (420 ng/L), keduanya di Teluk Jakarta.

Baca Juga: Dinas LH DKI: Sampel Air Laut Teluk Jakarta Mengandung Paracetamol Diambil Tahun 2017

Konsentrasi Parasetamol yang cukup tinggi, meningkatkan kekhawatiran tentang risiko lingkungan yang terkait dengan paparan jangka panjang terhadap organisme laut di Teluk Jakarta.

Secara teori sumber sisa paracetamol yang ada di perairan teluk Jakarta dapat berasal dari tiga sumber, yaitu: ekskresi akibat konsumsi masyarakat yang berlebihan; rumah sakit, dan industri farmasi.

Namun, penelitian ini tidak menginvestigasi lebih pasti lokasi sumber pencemaran paracetamol tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan, jika dibandingkan dengan pantai-pantai lain di belahan dunia, konsentrasi Parasetamol di Teluk Jakarta adalah relatif tinggi (420-610 ng/L) dibanding di pantai Brazil (34. 6 ng/L), pantai utara Portugis (51.2 – 584 ng/L).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI