Suara.com - Beredar narasi Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berkhianat membongkar kecurangan Presiden Joko Widodo, sampai disebut menjadi akhir tragis sang presiden.
Narasi ini dibagikan oleh akun YouTube Politisi News. Akun ini mengunggah video dengan judul “BERITA TERKINI ~ AKHIR TR4GIS JKW SRIMUL B0C0RKAN SEMUA ~ NEWS VIRAL JOKOWI.”
Dalam thumbnails video tersebut, tertulis narasi “SRIMULYANI AKHIRNYA BERKHIANAT !! AKHIR TRAGIS SAHABAT JOKOWI SRIMULYANI BONGKAR KECURANGAN JOKOWI.”
Akun ini membagikan narasi Sri Mulyani yang mengkhianti sahabatnya, yakni Presiden Jokowi. Sri Mulyani juga disebut telah membongkar seluruh kecurangan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Baca Juga: Aksi Presiden Jokowi Beri Kejutan Bermain Bola di Pembukaan PON XX Papua
Adapun narasi yang dibagikan sebagai berikut:
Narasi pada judul video:
“BERITA TERKINI ~ AKHIR TR4GIS JKW SRIMUL B0C0RKAN SEMUA ~ NEWS VIRAL JOKOWI”
Narasi pada thumbnails:
“SRIMULYANI AKHIRNYA BERKHIANAT !!
Baca Juga: Jokowi Jajan Jagung Rebus Bareng Puan Maharani, Mentan Nyeletuk: Pak Presiden Lapar
AKHIR TRAGIS SAHABAT JOKOWI SRIMULYANI BONGKAR KECURANGAN JOKOWI”
Lantas benarkah klaim tersebut?
PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, narasi Menkeu Sri Mulyani membongkar kecurangan Presiden Jokowi tidak benar.
Faktanya, isi video merupakan suntingan sejumlah video dan pembacaan tiga artikel berita. Adapun video yang dicuplik ialah video berjudul “AS Terancam Tutup Pemerintahan dan Gagal Bayar Utang”.
Video itu tayang di kanal YouTube CNBC Indonesia pada 29 September 2021. Isi video di CNBC Indonesia membahas situasi politik ekonomi di Amerika Serikat (AS), dan tidak ditemukan pernyataan dari Sri Mulyani.
Video kedua berasal dari video berjudul “Utang Pemerintah Terus Membengkak Tembus Rp6.625 Triliun”. Video ini telah tayang di kanal YouTube Kompas Tv pada 29 September 2021.
Untuk diketahui, video tersebut memang membahas mengenai utang Indonesia. Namun, tidak ada pembahasan mengenai Sri Mulyani yang membongkar kecurangan Joko Widodo atau hal lain.
Lalu, video ketiga yang dicuplik dari acara televisi yang diisi oleh Ustaz Yusuf Mansur. Hal itu diketahui dari postingan kanal bang jampanx yang diunggah pada 1 Juli 2009.
Video itu diunggah dengan judul “SOLUSI HUTANG NEGARA – YUSUF MANSUR”. Adapun isi video tersebut tidak membahas mengenai Sri Mulyani.
Selanjutnya, video keempat yang dicuplik berasal dari video ceramah KH Syukron Ma’mun Pengasuh Pondok Pesantren Darrurohmah Jakarta. Ceramah itu merupakan acara Haflah Attasyakur Wal Ikhtitam ke 67 API Tegalrejo Malang pada tahun 2010.
Hal itu diketahui dari narasi postingan akun Facebook API Tegalrejo Malang pada 15 Juli 2018. Dalam video tersebut juga tidak ada pembahasan mengenai Sri Mulyani.
Sementara itu, untuk artikel yang dibacakan dalam video itu bersumber dari tiga artikel. Artikel pertama berjudul “AS Berisiko Gagal Bayar Utang, Sri Mulyani Waspadai Dampaknya Bagi RI” yang tayang pada 29 September 2021 di laman news.ddtc.co.id.
Dalam artikel itu berisikan strategi Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menghadapi kemungkinan perubahan batas utang. Selain itu, dalam Sri Mulyani membahas mengenai pengaruh dari situasi politik ekonomi Amerika Serikat. Tidak ada membahas membongkar kecurangan Joko Widodo.
Lalu, artikel kedua berasal dari artikel aktual.com. Judulnya adalah “Utang RI Tembus Rp6,07 T, Ketum PBNU Minta Pemerintah Jangan Hamburkan Uang” yang tayang pada 28 September 2021.
Dalam artikel itu berisikan komentar Ketua PBNU Said Aqil Siradj, terkait situasi utang Indonesia. Di artikel itu juga tidak ada pembahasan mengenai Sri Mulyani.
Terakhir, artikel berasal dari artikel berjudul “Utang RI Makin Parah, Demokrat: Semoga Masih Bisa Ngutang Buat Bayar Bunganya” yang tayang di galamedia.pikiran-rakyat.com pada 21 September 2021. Dalam artikel itu tidak menyinggung soal Sri Mulyani.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka narasi Sri Mulyani berkhianat dan membongkar kecurangan Presiden Jokowi sehingga berakhir tragis adalah hoaks.
Narasi tersebut masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.