Najelaa Shihab mengatakan dalam pembukaan materinya bahwa sesungguhnya kemampuan dan kesempatan kita menggunakan online learning sekarang itu membuka sumber daya-sumber daya yang sebelumnya tidak mudah kita dapatkan di sekolah, sehingga pembelajaran yang masih hanya mengandalkan buku teks pelajaran perlu dicermati bersama lagi.
Najeela juga menjelaskan lebih lanjut mengenai Blended Learning, selain sebagai strategi pembelajaran abad 21 yang terintegrasi dan terpersonalisasi, Blended Learning juga memadukan pembelajaran sinkron baik secara online maupun offline, dengan pembelajaran asinkron baik secara guided/ terarah maupun self-guided/ mandiri.
“Hal ini penting untuk kita elaborasi lebih lanjut karena banyak yang menyederhanakan blended learning ini seolah-olah cuma soal online dan offline, padahal perbedaan utamanya dengan metode pembelajaran konvensional adalah di soal synchronous dan asynchronous.” tandasnya.
Etis dalam Pengajaran Daring Blended Learning
Kesuksesan pembelajaran Blended Learning tidak hanya dipengaruhi oleh seberapa kompeten gurunya, tetapi bagaimana interaksi yang terjadi setiap hari antara guru dan murid.
Najeela memperkenalkan prinsip 5M yang bukan hanya berlaku di pembelajaran online tetapi juga penting untuk diterapkan di pembelajaran tatap muka, yaitu: Memanusiakan Hubungan, Memahami Konsep, Membangun Keberlanjutan, Memilih Tantangan, dan Memberdayakan Konteks.
Najeela juga menyarankan kolaborasi antar sekolah, terlebih antar satuan pendidikan di pulau yang berbeda atau di negara yang berbeda. Melalui pengerjaan proyek bersama-sama, guru bisa bekerja sama membuat modul dan berbagai substansi kurikulum lain yang dulu mungkin mahal dan sulit dilakukan.
"Dengan demikian, melalui pembelajaran online ini kita bisa menghasilkan keragaman interaksi juga keragaman konteks dengan proses yang jauh lebih cepat dan bermanfaat bagi murid-murid kita," Najeela menambahkan.
“Kemampuan untuk mengimplementasikan 5M ini, kemampuan untuk menunjukkan kompetensi-kompetensi yang kemudian akan dicontoh oleh murid-murid itu yang menjadi dasar perilaku kita yang beretika sebagai pendidik.” pungkasnya.