Pria Ini Tewas Sebulan Setelah Digigit Kelelawar, Ternyata Rabies

Jum'at, 01 Oktober 2021 | 20:40 WIB
Pria Ini Tewas Sebulan Setelah Digigit Kelelawar, Ternyata Rabies
Ilustrasi kelelawar. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pria di Illinois tewas sebulan setelah digigit kelelawar. Pria 80 tahun ini sebelumnya mengeluhkan gejala rabies tapi menolak berobat.

Menyadur NBC News Jumat (1/9/2021), pria dari Lake County ini terbangun dari tidurnya dan menemukan kelelawar menggigit lehernya beberapa minggu yang lalu.

Banyak orang yang khawatir ia terkena rabies tapi pria ini menolak pengobatan hingga akhirnya, sebulan setelah gigitan dia mengalami gejala rabies dan meninggal.

Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois mengonfirmasi dan menambahkan ini adalah kasus rabies manusia pertama di negara bagian itu sejak 1954.

Baca Juga: Cari Tahu Asal Usul Virus Corona, Peneliti Kamboja Teliti Kelelawar Tapal Kuda

Hanya satu sampai tiga kasus rabies pada manusia yang dilaporkan di AS setiap tahun. Begitu gejala klinis muncul, penyakit ini hampir selalu berakibat fatal, menurut CDC.

Ilustrasi sakit leher. (Shutterstock)
Ilustrasi sakit leher setelah digigit kelelawar. (Shutterstock)

Pria di Lake County menderita gejala rabies, termasuk sakit leher, kesulitan mengendalikan lengan, jari mati rasa dan kesulitan berbicara.

Setelah dilakukan pemeriksaan, koloni kelelawar ditemukan di rumahnya. "Jika Anda merasa terkena rabies, segera cari bantuan medis," kata direktur departemen kesehatan, Dr. Ngozi Ezike.

Vaksin dapat diberikan setelah terpapar dan 30.000 hingga 60.000 orang di AS mendapat perawatan setiap tahun, kata CDC.

Di AS, sebagian besar kematian akibat rabies pada manusia terjadi setelah terpapar kelelawar, menurut CDC, tapi mamalia mana pun bisa mendapatkannya.

Baca Juga: Valencia vs Real Madrid: Comeback Brilian, Los Blancos Menang 2-1 di Kandang Kelelawar

Satwa liar umum lainnya yang rentan terhadap rabies adalah rakun, sigung, dan rubah, katanya.

Di seluruh dunia, rabies menyebabkan kematian terbanyak di Asia dan Afrika, dan anjing adalah sumber utama penularan ke manusia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI