Ekuador Alami Kerusuhan Penjara Terbesar, 116 Napi Tewas dan Puluhan Lainnya Luka-luka

Jum'at, 01 Oktober 2021 | 10:53 WIB
Ekuador Alami Kerusuhan Penjara Terbesar, 116 Napi Tewas dan Puluhan Lainnya Luka-luka
Ilustrasi napi di penjara. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sedikitnya 116 orang tewas dan 80 terluka akibat kerusuhan yang terjadi di penjara Ekuador pada Selasa (28/9/2021).

Menyadur Sky News Jumat (1/10/2021), Presiden Ekuador Guillermo Lasso menetapkan keadaan darurat setelah terjadi kerusuhan tersebut.

Pemerintah Ekuador dilaporkan akan mengerahkan polisi dan tentara untuk menangani kerusuhan di penjara Litoral.

Kerusuhan di lapas yang terletak di kota Guayaquil disebabkan oleh geng-geng yang terkait dengan kartel narkoba internasional .

Baca Juga: Kerusuhan di Penjara Pecah, 24 Tahanan Tewas, 5 Kepala Napi Dipenggal

Pihak berwenang menambahkan kerusuhan itu adalah yang paling buruk yang pernah terjadi di penjara Ekuador. Lima korban tewas ditemukan dalam kondisi terpenggal.

Lasso mengatakan bahwa kerusuhan di penjara itu sangat buruk dan menyedihkan. Ia juga ragu jika pihak berwenang dapat mengendalikan situasi.

"Sangat disesalkan bahwa penjara diubah menjadi wilayah perebutan kekuasaan oleh geng-geng kriminal," katanya.

Lasso menambahkan bahwa dia akan bertindak tegas dan mutlak untuk mendapatkan kendali atas penjara Litoral dan mencegah kerusuhan terulang.

Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan puluhan mayat di Paviliun 9 dan 10 penjara dan banyak yang menyebutnya seperti medan perang.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022: Paraguay Bungkam Venezuela, Uruguay Tekuk Ekuador

Pihak berwenang mengatakan bahwa para napi yang terlibat dalam kerusuhan tersebut banyak yang menggunakan senjata api, pisau dan bom.

Polisi sebelumnya mengatakan kerusuhan itu terjadi karena perselisihan antara geng Los Lobos dan Los Choneros yang menguasai penjara.

Kolonel Mario Pazmino, mantan direktur intelijen militer Ekuador, mengatakan kerusuhan tersebut adalah kejahatan transnasional yang terorganisir.

"Mereka ingin menabur ketakutan," katanya kepada kantor berita The Associated Press. Ia juga mendesak agar pemerintah menyerahkan kendali penjara kepada Polisi Nasional.

"Semakin radikal dan kekerasan cara mereka membunuh, semakin mereka mencapai tujuan," tambahnya.

Kerusuhan tersebut bukanlah pertama kali terjadi di penjara Ekuador. Awal tahun ini, sedikitnya 79 napi tewas dalam kerusuhan di tiga penjara.

Sistem penjara Ekuador memiliki 65 fasilitas yang dirancang untuk sekitar 30.000 narapidana. Namun kenyataannya, ada 39.000 napi yang sedang dipenjara.

Selain kelebihan kapasitas, sistem penjara Ekuador juga tengah menghadapi kekurangan staf yang cukup kronis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI