Pengamat Singgung 212 yang Selalu Ribut soal Kebangkitan PKI

Jum'at, 01 Oktober 2021 | 05:02 WIB
Pengamat Singgung 212 yang Selalu Ribut soal Kebangkitan PKI
Reaksi warga atas pemutaran Film G30SPKI. (Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik Adi Prayitno menilai ritual nonton bareng film Pengkhianatan G30SPKI di setiap tanggal 30 September, tidak seramai dahulu.

Pernyataan Adi menanggapi seruan nobar Film G-30SPKI yang diinisiasi oleh PA 212.

"Saat ini kan tidak terlampau semarak orang bicara tentang kebangkitan PKI itu. Tidak seheroik dan sesemangat dulu. Kalau dulu kan semarak," ujar Adi saat dihubungi Suara.com, Kamis (30/9/2021).

Ia menilai orang-orang yang menggelar ritual tahunan nobar film G-30S/PKI terdiri dari 2 kelompok. 

Pertama, kelompok yang memiliki pertalian sejarah dengan pemberontakan 65 dan kelompok kritis yang meyakini PKI bangkit kembali dengan wajah yang baru.

"Kalau disegmentasi rata rata yang suka nobar ini biasanya kelompok yang memang punya pertalian sejarah dengan pemberontakan 65. Kedua kelompok kritis Islam yang selalu meyakini PKI sedang bangkit dengan wajahnya yang baru. Di luar itu nggak ada," tutur dia.

"Yang suka kritis dan menyikapi kebangkitan PKI ya cuma memang 212 itu, kelompok-kelompok Islam di luar itu jarang, kelompok akedemisi jarang," sambungnya. 

Namun kata dia, tragedi G30SPKI cukup diingat sebagai sejarah kelam bangsa Indonesia yang tak boleh dilupakan.

"Artinya bahwa dalam sejarah pernah terjadi iya, ini  cukup diingat sebagai luka yang tak boleh dilupakan begitu saja tapi kan tidak boleh dirayakan setiap tahun juga," ucap dia.

Baca Juga: PA 212 Serukan Nobar G30S PKI, Ngabalin: Pesan Politik Atau Kepentingan Politik Apa?

Lebih lanjut, Adi menuturkan bahwa semangat nonton  Film G-30 SPKI bukan hanya sekedar seremonial, tapi  harus memiliki semangat untuk terus menjaga demokrasi Indonesia agar tak disusupi dengan ideologi lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI