Suara.com - Lebih dari 100 orang tewas akibat bentrokan antar-geng narkoba di penjara Ekuador dan 52 lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Menyadur France24 Kamis (30/9/2021), tentara sudah mengepung penjara yang selama ini kewalahan karena kelebihan beban dan kekurangan staf.
Narapidana bentrok dengan senjata dan granat pada hari Selasa di kompleks penjara Guayaquil.
Bentrokan ini diyakini berkaitan dengan persaingan antar-geng narkoba Meksiko, terutama antara kartel narkoba Sinaloa dan Jalisco Generasi Baru.
Baca Juga: Viral Kafe di Malang Diduga Langgar PPKM, Pemilik Terancam Tiga Bulan Penjara
Tentara dan sebuah tank menjaga kompleks itu pada hari Rabu dan polisi berkuda tampak dihadang oleh anggota keluarga narapidana yang khawatir.
“Kami ingin informasi karena kami tidak tahu apa-apa tentang keluarga kami, anak-anak kami,” kata seorang wanita. "Anakku ada di sana."
Bentrokan pada hari Selasa adalah yang terbaru dari serangkaian bentrokan berdarah yang merenggut nyawa sekitar 180 narapidana di Ekuador sepanjang tahun ini.
Otoritas penjara SNAI mengatakan dalam sebuah tweet bahwa kematian "lebih dari 100" tahanan telah dikonfirmasi, dengan 52 lainnya terluka.
Presiden Guillermo Lasso mengumumkan 'keadaan pengecualian' yang memungkinkan dia untuk menangguhkan hak dan menggunakan kekuatan publik untuk memulihkan ketenangan.
Baca Juga: Ingin Kurus setelah Bebas Penjara, Reza Artamevia Jalani Program Hidup Sehat
Lasso mengatakan bahwa dia akan mengepalai komite keamanan di Guayaquil untuk mengendalikan keadaan darurat, tapi juga menjamin perlindungan “hak asasi manusia untuk semua yang terlibat.”
Komisi Hak Asasi Manusia Antar-Amerika (IACHR) mengutuk kekerasan yang sedang berlangsung di penjara-penjara Ekuador.