Bejat! 20 Staf WHO Diduga Perkosa Gadis-gadis di Republik Kongo Selama Wabah Ebola

Rabu, 29 September 2021 | 16:56 WIB
Bejat! 20 Staf WHO Diduga Perkosa Gadis-gadis di Republik Kongo Selama Wabah Ebola
Bejat! 20 Staf WHO Diduga Perkosa Gadis-gadis di Republik Kongo Selama Wabah Ebola. Ilustrasi korban pemerkosaan oleh BBC News
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah investigasi independen yang ditugaskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi lebih dari 80 dugaan kasus pelecehan seksual yang melibatkan terduga 20 staf WHO di dalamnya selama wabah Ebola di Republik Kongo.

Melansir dari Aljazeera, Rabu (29/9/2021), laporan setebal 35 halaman mengungkapkan kasus pelecehan seksual berskala luas yang berkaitan dengan institusi milik PBB dalam beberapa tahun, melibatkan anggota staf lokal dan internasional di negara tersebut dari tahun 2018-2020.

Anggota panel Independen, Malick Coulibaly, mengatakan bahwa terdapat enam kasus dugaan pemerkosaan yang dilakukan oleh beberapa staf WHO.

Beberapa korban tidak menggunakan alat kontrasepsi sehingga mereka hamil.  Coulibaly juga menerangkan beberapa korban dipaksa oleh pelaku untuk melakukan aborsi.

Baca Juga: Guru Cabul Asal Sampang Diringkus Polisi

Para penyelidik berhasil mengidentifikasi 83 terduga pelaku, baik itu warga negara Kongo maupun warga negara asing.

Dalam 21 kasus yang ditinjau, tim peninjau dapat menetapkan dengan pasti bahwa pelaku yang diduga terlibat merupakan staf WHO yang terlibat selama wabah Ebola berlangsung di Kongo.

Laporan tersebut juga mencatatkan bahwa korban pelecehan seksual tersebut tidak mendapatkan bantuan dan pendampingan yang dibutuhkan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut dokumen itu sebagai bacaan yang mengerikan dan menyampaikan permintaan maafnya kepada para korban dan penyintas.

Ghebreyesus mengatakan dalam konferensi pers, “ini adalah prioritas teratas saya bahwa para pelaku tidak dieksekusi tetapi ditahan untuk dipertimbangkan.”

Baca Juga: Polres Sampang Ringkus Pelaku Pelecehan Seksual Anak di Bekasi

Direktur Regional untuk Afrika, Matshidiso Moeti, mengatakan WHO sakit hati mengetahui penemuan kasus tersebut.

“Kami di WHO memang merasa rendah hati. Ngeri dan patah hati dengan temuan penyelidikan ini,” kata Moeti.

“Kami meminta maaf kepada orang-orang ini, kepada para wanita dan gadis-gadis atas penderitaan yang mereka alami karena tindakan anggota staf kami dan orang-orang yang telah kami kirim ke komunitas mereka,” lanjutnya meminta maaf. (Jacinta Aura Maharani)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI