Suara.com - Beredar video detik-detik upaya evakuasi Mas Penemu Surakso Hargo atau Mbah Maridjan saat Gunung Merapi erupsi tahun 2010. Sayang, upaya evakuasi itu berakhir gagal dan meninggalkan kisah tak terduga lainnya.
Video proses evakuasi itu dibagikan oleh akun TikTok @danak777. Hingga berita ini dipublikasikan, video sedikitnya telah disaksikan 4,9 juta kali dan mendapatkan 300 ribu tanda suka.
"Detik-detik gagalnya evakuasi Mbah Maridjan saat Merapi Meletus," tulis akun ini sebagai keterangan TikTok seperti dikutip Suara.com, Rabu (29/9/2021).
Dalam video, sejumlah relawan mengendarai mobil untuk melakukan evakuasi di tempat Mbah Maridjan tinggal. Mereka menerobos hujan abu yang menghalangi jarak pandang di malam hari, sekitar pukul 18.35 WIB.
Baca Juga: Ditangkap Polisi, Ini Motif Penghina Brimob Gugur di Papua
Namun, mereka gagal melakukan evakuasi kepada Mbah Maridjan. Hal ini lantaran sang juru kunci Merapi itu tetap ingin bertahan di tempat.
Para relawan kemudian berusaha mengevakuasi warga sekitar yang belum pergi. Mereka menemukan 6 warga sedang berkumpul dan duduk bersama di depan rumah Mbah Maridjan.
"Gagal mengevakuasi Mbah Maridjan, kami pun mencoba mengevakuasi sekitar 6 warga yang bertahan di sebuah rumah depan kediaman Mbah Maridjan."
Keenam warga itu sendiri terdiri dari pria paruh baya dan lanjut usia. Mereka asyik bercengkerama di depan rumah meski situasi sudah gawat.
Warga tersebut rupanya ikut mengikuti teladan dari Mbah Maridjan. Mereka semua menolak untuk dievakuasi oleh para relawan, hanya 10 menit sebelum tersapu awan panas.
Baca Juga: Dua Orang Tewas Akibat Kecelakaan di Jalur Maut Cianjur
"Namun, keenam warga tersebut juga menolak untuk dievakuasi."
Para relawan pun akhirnya pergi tanpa membawa Mbah Maridjan dan para warga itu. Sekitar pukul 18.45 WIB, awan panas dari Merapu menyapu bersih kawasan tersebut.
"18.45 WIB. Kinahrejo tersapu awan panas."
Keesokan harinya, keenam warga yang memilih bertahan itu ditemukan meninggal karena awan panas. Mereka meninggal bersama dengan Mbah Maridjan sampai seorang relawan dan jurnalis lainnya.
"Paginya, keenam warga Kinahrejo tersebut ditemukan tewas tersapu awan panas erupsi Merapi, 26 Oktober 2010 bersama sang juru kunci Merapi, Mbah Maridjan, relawan PMI Tutur Prijono, dan seorang jurnalis online Yuniawan Wahyu Nugroho."
Akun ini juga menjelaskan kematian Mbah Maridjan karena menanggung sumpah suci untuk menjaga Gunung Merapi. Sumpah itu sudah diucapkannya di bawah sang pemberi tugas, Sultan Hamengkubuwono IX.
"Juru kunci Merapi, Mas Penemu Surakso Margo atau Mbah Maridjan tewas karena menanggung sumpah suci yang diucapkannya di hadapan pemberi tugas Sri Sultan Hamengkubuwono IX."
"Sumpah sebagai penjaga keselarasan antara alam (Merapi) dan manusia yang hidup di lerengnya. Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai pemberi sumpah wafat pada tanggal 2 Oktober 1988."
Lebih lanjut, akun ini juga menjelaskan mengenai sumpah yang dijalankan Mbah Maridjan hingga akhir hayatnya. Namun, tindakan Mbah Maridjan yang tetap memegang sumpah itu dinilai sebagai bentuk tanggung jawab besar.
"Beberapa orang awam yang tidak paham menganggap Mbah Maridjan bodoh karena melawan alam. Namun, bagi orang-orang yang sudah pernah dekat, Mbah Maridjan adalah contoh seorang manusia yang setia memegang tanggung jawab sumpah tugas, walau ajal harus merenggutnya."
Detik-detik gagalnya evakuasi Mbah Maridjan itu langsung membuat warganet merinding. Mereka menuliskan beragam komentar kagum dan pujian kepada Mbah Maridjan karena selalu menjaga amanat hingga meninggal.
"Merinding," sahut warganet.
"Ya Allah merinding asli saat lihat warga masih ngumpul-ngumpul," tambah yang lain.
"Udah jarang orang yang kayak Mbah Maridjan. Berani bersumpah dan amanah walaupun nyawa taruhannya. Beda banget sama petinggi sekarang yang melanggar adalah hobi," komen warganet.
"Orang jaman dulu kalau bersumpah ngeri banget amanahnya," timpal lainnya.
"Jujur waktu tour ke Merapi lihat Museum Sisa Hartaku nangis, gak kuat ngikutin sampai selesai," curhat warganet.
"Kalau gak salah Mbah Maridjan disuruh turun sama Sri Sultan Hamengkubuwono X, tapi gak mau karena sumpah setianya sama Sri Sultan Hamengkubuwono IX," jelas warganet.
"Orang dulu kalau amanah bener-bener dilakukan walau nyawa jadi taruhan," tulis warganet.
Video ini bisa disaksikan di sini.
Video yang mungkin Anda lewatkan: