Lodewijk Freidrich Paulus Punya Kans Kuat Isi Kursi yang Ditinggal Azis Syamsuddin

Siswanto Suara.Com
Senin, 27 September 2021 | 13:54 WIB
Lodewijk Freidrich Paulus Punya Kans Kuat Isi Kursi yang Ditinggal Azis Syamsuddin
Anggota Komisi I DPR RI, Lodewijk F. Paulus. (Dok : DPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lodewijk Freidrich Paulus salah satu kader Partai Golkar yang disebut punya kans kuat untuk duduk di kursi wakil ketua DPR menggantikan Azis Syamsuddin yang mundur setelah terjerat kasus suap.

Lodewijk menjabat sekretaris jenderal Partai Golkar dan di DPR, dia duduk di Komisi Pertahanan.

Sebelum menjadi politikus, Lodewijk berkarier di militer. Menurut data DPR.go.id, jabatan terakhir Lodewijk sebagai Dankodiklat TNI AD (2013 - 2015), sebelum itu dia menjabat Pangdam I Bukit Barisan (2011 - 2013).

Sinyalemen bahwa Lodewijk memiliki peluang besar menggantikan Aziz disampaikan oleh Kepala Badan Advokasi Hukum dan HAM Partai Golkar Supriansa.

Baca Juga: Golkar Perkirakan Pengganti Azis Syamsuddin sebagai Wakil Ketua DPR Diputus Hari Ini

Lodewijk dianggap memiliki banyak kelebihan, sama seperti sejumlah kader Golkar yang lain.

Tetapi, Supriansa mengungkapkan, "Pak sekjen adalah bagian daripada yang memang menjadi perhatian tentu di pak ketua umum (Airlangga Hartarto}."

Golkar akan mengirimkan surat berisi nama pengganti Azis ke pimpinan DPR dalam waktu dekat: kemungkinan sore ini.

Supriansa menyebut kader yang akan duduk di pimpinan DPR adalah yang terbaik di Partai Golkar.

Pernyataan Ketua Bidang Penghubung Antarlembaga Politik Partai Golkar Firman Soebagyo makin menguatkan Lodewijk yang bakal terpilih.

Baca Juga: Tanpa Azis Syamsuddin di Kursi Pimpinan DPR Apakah Berdampak dan Siapa Penggantinya?

Mengapa Lodewijk, Firman berkata, "Ya pertimbangannya yang terbaiklah, terbaik untuk semuanya. Karena partai kan harus bisa mereduksi kemungkinan internal jangan sampai ada faksi."

Lodewijk dianggap mampu mereduksi berbagai kemungkinan yang terjadi di internal partai. Dia juga dianggap paling senior.

"Loh kalau sudah sekjen, sekjen sudah dua periode ini kan saya rasa cukup. Sekjen itu kan tanda tangan bersama beliau, kan sekjen itu kayak suami istri. Sangat dekatlah," kata Firman.

Sedangkan posisi wakil ketua umum yang ditinggalkan Azis kemungkinan digantikan oleh Adies Kadir. 

"Menggantikan posisi wakil ketua Umum di bidang Polhukam itu adalah Pak Adies. Bidang sosial karena Pak Roem Kono sebagai dubes saya menggantikan wakil ketua umum bidang sosial, tiga itu yang diputuskan, sama keputusan untuk rapat HUT Golkar Oktober," ujar Firman.

Malam ini, pimpinan partai akan rapat pleno untuk membahas perubahan di internal partai.

Golkar, kata politikus Adies Kadir, sudah mengantongi nama kandidat pengganti Azis. Tapi Adies mengaku tidak tahu siapa orangnya. "Karena hak prerogratif ketua umum."

Rencananya, nama tersebut baru akan diumumkan dalam waktu dekat.

Adies menyebut kriteria yang harus dimiliki kader untuk bisa menjadi pimpinan DPR yaitu harus, "mempunyai prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela." Hal tersebut sesuai AD/ART partai.

Fraksi Golkar akan mengusulkan nama kepada pimpinan DPR dan akan diproses melalui rapat pimpinan, rapat badan mMusyawarah, dan terakhir dibawa dalam rapat paripurna untuk diambil keputusan.

Untuk pergantian tersebut tidak ada tenggat waktu sehingga di tingkat pimpinan DPR membuat rencana cadangan atau contingency plan dengan memberikan kewenangan sementara kepada salah satu pimpinan.

"Dalam mekanisme yang ada di pimpinan karena tidak ada tenggat waktu sehingga kami membuat 'contingency plan', memberikan Plt kepada salah satu pimpinan DPR untuk menjalankan tugas. Karena kalau tidak seperti itu, tugas yang ada akan terbengkalai," tutur Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad.

Pimpinan DPR menunggu keputusan Partai Golkar untuk menentukan siapa yang akan menggantikan Azis. Golkar sudah memiliki mekanisme tersendiri untuk menentukannya.

Dasco memastikan rapat pimpinan dewan tidak terganggu tanpa adanya Azis karena pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh empat pimpinan yang lain.

"Kami menghargai proses hukum yang dilakukan KPK (terhadap Azis Syamsuddin). Terkait masalah apakah ganggu kinerja pimpinan DPR, kami bersifat kolektif kolegial, ada mekanisme rapat pimpinan untuk mendelegasikan pelaksana tugas ketika satu orang berhalangan," kata Dasco.

Kekosongan satu orang pimpinan DPR bukan pertama kali terjadi karena sebelumnya ketika ada satu pimpinan yang ke luar negeri atau kunjungan kerja ke daerah maka tugas-tugasnya didelegasikan kepada yang lain.

Pimpinan DPR akan rapat pimpinan pada hari Senin untuk menentukan siapa pimpinan yang akan menjalankan tugas sementara wakil ketua DPR bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditinggalkan Azis. [rangkuman laporan Suara.com]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI