Alasan Taliban Gantung Mayat Penjahat di Alun-alun Kota

Bangun Santoso Suara.Com
Minggu, 26 September 2021 | 11:28 WIB
Alasan Taliban Gantung Mayat Penjahat di Alun-alun Kota
Taliban gantung pelaku penculikan dan pembunuhan di tengah kota. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang saksi pada Sabtu (25/9/2021), mengatakan Taliban menggantung mayat dari derek di alun-alun utama kota Herat di Afghanistan barat. Insiden mengerikan tersebut menjadi tanda kembalinya beberapa metode Taliban yang diterapkan di masa lalu.

Melansir laman VOA Indonesia, Wazir Ahmad Seddiqi, yang mengoperasikan sebuah apotek di sisi alun-alun, mengatakan kepada The Associated Press bahwa empat mayat dibawa ke alun-alun utama dan tiga mayat lainnya dipindahkan ke bagian lain kota untuk dipamerkan kepada publik.

Seddiqi mengatakan Taliban mengumumkan di alun-alun bahwa keempatnya tertangkap karena terlibat dalam kejahatan penculikan dan dibunuh oleh polisi.

Ziaulhaq Jalali, seorang kepala polisi distrik yang ditunjuk Taliban di Herat, kemudian mengatakan bahwa anggota Taliban menyelamatkan seorang ayah dan anak yang telah diculik oleh empat penculik setelah baku tembak. Dia mengatakan seorang anggotaTaliban dan seorang warga sipil terluka oleh para penculik tetapi "empat (penculik) tewas dalam baku tembak."

Baca Juga: Ngeri! Taliban Gantung Jasad Penculik dan Pembunuh di Tengah Kota

Mullah Nooruddin Turabi, salah satu pendiri Taliban dan kepala penegak hukum Islam ketika mereka terakhir memerintah Afghanistan, mengatakan kepada The Associated Press pada minggu ini bahwa Taliban akan sekali lagi menerapkan eksekusi dan amputasi tangan, meskipun mungkin tidak di depan umum.

Sejak Taliban menyerbu Kabul pada 15 Agustus dan menguasai negara itu, warga Afghanistan dan dunia telah mengamati apakah mereka akan menerapkan kembali aturan keras mereka di akhir 1990-an. Para pemimpin kelompok tersebut tetap bercokol dalam pandangan dunia garis keras yang sangat konservatif, bahkan meski mereka merangkul perubahan teknologi, seperti video dan ponsel. (Sumber: VOA Indonsia)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI