Khutbah Jumat: Meraih Keuntungan Dunia dan Akhirat dengan Ilmu

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 23 September 2021 | 19:40 WIB
Khutbah Jumat: Meraih Keuntungan Dunia dan Akhirat dengan Ilmu
Ilustrasi Khutbah Jumat - Suasana Salat Jumat di Masjid Al Markaz Makassar, Jumat 23 April 2021 / [SuaraSulsel.id / Muhammad Aidil]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apakah anda sedang mencari contoh Khutbah sholat Jumat? Berikut ini referensi Khutbah Jumat yang dapat kalian pakai. 

Khutbah Jumat ini membahas seputar pentingnya menuntut ilmu. Menuntut ilmu adalah salah satu hal yang sangat penting dan juga menjadi anjuran dalam islam. Ada banyak hadits yang menganjurkan atau memerintahkan umat islam agar menuntut ilmu, meskipun harus pergi ke negeri yang jauh.

Pasalnya, dengan adanya ilmu, seseorang bisa meraih keuntungan di dunia dan juga di akhirat. Dilansir dari situs Ponpes Lirboyo, berikut ini merupakan naskah Khutbah Jumat yang membahas tentang Raih Keuntungan Dunia dan Akhirat dengan Ilmu.

Hadirin jamaah jumat,

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Singkat yang Bisa Menjadi Referensi

Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita sejenak mengingat salah satu perintah Allah SWT kepada para hamba-Nya. Yaitu perintah untuk senantiasa bertakwa dan meningkatkan ketakwaan. Kemudian mari kita niatkan dan nadzarkan dalam sanubari, untuk melaksanakan perintah takwa itu. Hal ini tidak lain adalah agar kita dapat mencapai maqam muttaqin dalam pandangan Allah SWT. Yaitu orang yang bertakwa dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya. Allah SWT berfirman yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (QS. Ali ‘Imran; 102).

Hadirin jamaah jumat,

Zaman di mana kita hidup sekarang ini adalah zaman yang penuh persaingan, di mana kita sudah merasakan betapa mencari sumber penghidupan di masa ini sangat berat dan penuh tantangan. Ketika seseorang tidak memiliki bekal dalam mengarungi hidupnya, maka ia akan tersisih dan terpinggirkan. Pertarungan untuk mendapatkan sumber penghidupan tiada habisnya, dan karena hal itu sudah menjadi titah Allah pada umat manusia. Sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Quran:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi" Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” (Qs. Al-Baqarah; 30).

Baca Juga: Contoh Khutbah Sholat Ied Idul Adha 2021 Saat Masa Pandemi COVID-19

Sekelompok sahabat nabi mengatakan bahwa Allah SWT berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka (malaikat) berkata, “Bagaimana sifat-sifat khalifah Anda itu?” Allah menjawab, “Ia memiliki keturunan yang akan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka saling mendengki dan menumpahkan darah.”

Kedengkian merupakan sifat yang muncul karena adanya sebab yang memicu. Dan pemicu mayoritasnya adalah karena adanya persaingan-persaingan. Persaingan adalah bagian dari sunnatullah yang berjalan di bumi. Walaupun demikian, tidak seharusnya ia menyebabkan kita saling bermusuhan akibat sifat saling mendengki tersebut. Nabi yang menjadi junjungan kita, jauh-jauh hari sudah memperingatkan kita agar kita menjauhi sifat dengki. Nabi bersabda,

“Takutlah pada kesombongan, karena sesungguhnya sifat sombong telah mendorong Iblis untuk tidak mau bersujud pada Adam. Takutlah pada kerakusan, karena ia telah mendorong Adam memakan pohon (khuldi). Takutlah kalian pada kedengkian, karena sesungguhnya keturunan Adam menumpahkan darah saudaranya karena rasa dengki. Ketiganya adalah sumber segala kejelekan (Ibnu Asakir dari Ibnu Mas’ud). 

Perlombaan yang diridhoi oleh Allah SWT hanyalah perlombaan dalam konteks kebaikan, bukan dalam kejahatan dan kemaksiatan. Maka untuk menjalankan perintah berlomba-lomba dalam kebaikan, hendaknya kita dapat membedakan mana hal yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Untuk mengetahui hal itu, hanya ada satu cara yaitu dengan ilmu. Hanya dengan ilmu, maka perkara yang dilarang dan yang dihalalkan Allah SWT akan dapat diketahui.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Dari sinilah para Ulama merumuskan bahwa bagi seorang muslim wajib mengetahui hukum pekerjaan dan tindakan yang akan ia kerjakan sebelum memasukinya. Hal ini tentunya adalah untuk mencegah agar kita tidak mudah terjatuh di dalam lubang kemaksiatan ketika bekerja.

Keuntungan dunia tidaklah ada artinya jika diperoleh dengan cara yang tidak benar. Begitu pula kebahagiaan akhirat, tidak akan dapat dicapai kecuali dengan amal yang dilandasi dengan ilmu. Oleh karena itu, menambah pengetahuan, baik untuk urusan dunia maupun akhirat sangat penting, dan tidak boleh ditinggalkan oleh seorang muslim.

Demikian contoh Khutbah Jumat yang dapat dijadikan acuan dan referensi untuk sholat jumat

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI