Sejarah Maulid Nabi Muhammad hingga Amalan Sunnah dalam Memperingatinya

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 23 September 2021 | 16:05 WIB
Sejarah Maulid Nabi Muhammad hingga Amalan Sunnah dalam Memperingatinya
Sejarah Maulid Nabi Muhammad hingga Amalan Sunnah dalam Memperingatinya - Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad berbentuk hati. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak terasa Maulid Nabi Muhammad 2021 akan tiba sebentar lagi, tepatnya pada 19 Oktober 2021. Apakah kalian tahu bagaimana sejarah Maulid Nabi Muhammad?

Nabi Muhammad SAW merupakan manusia mulia yang lahir dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab. Muhammad lahir pada 12 Rabiul Awal di Kota Mekkah saat tahun Gajah dan menjadi nabi dan rasul terakhir umat muslim.

Nabi Muhammad menjadi nabi karena memiliki beberapa sifat mulia, yakni Shidiq (benar), Tabligh (menyampaikan), Amanah (dipercaya), dan Fathonah (cerdas). Oleh karena itu umat muslim wajib meneladani kehidupan sehari-hari Nabi Muhammad SAW.

Salah satu cara untuk mengingatnya yakni dengan memperingati sejarah Maulid Nabi Muhammad. Perayaan Maulid Nabi Muhammad sifatnya bid'ah yang baik atau disunnahkan.

Cara Maulid Nabi Muhammad dirayakan berbeda-beda tiap daerah. Misal, di Mesir perayaan Maulid Nabi Muhammad dirayakan dengan cara membuat boneka dari manisan. Perayaan Maulid Nabi Muhammad sebagai wujud syukur dan untuk mendidik anak-anak agar lebih cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Maulid Nabi Muhammad

Dilansir dari situs NU Online, Prof Quraish Shihab mengatakan sejarah Maulid Nabi Muhammad sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Namun, perayaan Maulid Nabi dengan cara meriah baru dilaksanakan sejak zaman Dinasti Abbasiyah.

Khususnya pada masa kekhalifahan Al-Hakim Billah. Dalam buku 'Pro dan Kontra Maulid Nabi' karya AM Waskito, terdapat tiga teori tentang asal usul perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Perayaan Maulid Nabi pertama dari kalangan dinasti Ubaid (Fathimi) di Mesir yang berhaluan Syiah Ismailiyah (Rafidhah) tahun 362-567 hijriyah. Selain merayakan maulid nabi, mereka juga mengadakan perayaan lain seperti hari Asyura, perayaan Maulid Ali, Maulid Hasan, Maulid Husain, Maulid Fatimah, dan dst.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Raja Thailand Bersholawat Agar Corona Hilang dari Indonesia?

Perayaan Maulid Nabi kedua berasal dari kalangan ahlus sunnah oleh Gubernur Irbil di wilayah Irak, Sultan Abu Said Muzaffar Kukabri. Muzhaffar mengundang para ulama, ahli tasawuf, ahli ilmu, dan seluruh rakyatnya dam memberikan hidangan, hadiah, hingga sedekah kepada fakir-miskin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI