Suara.com - Peneliti di Universitas Purdue menemukan cat paling putih di dunia yang bisa mendinginkan ruangan tanpa AC. Menyadur The Denver Channel Kamis (23/9/2021), cat ini bisa menghemat energi dan memerangi perubahan iklim.
Xiulin Ruan, profesor teknik mesin di Purdue menemukan cat ini dengan mahasiswanya yang sedang menempuh pascasarjana.
Misi mereka adalah menciptakan produk yang memantulkan sinar matahari dari gedung sehingga bisa menghemat energi dan ramah lingkungan.
Formula yang mereka buat mencerminkan 98,1% radiasi matahari sekaligus memancarkan panas inframerah.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Mendinginkan Ruangan Tanpa AC, Begini Trik Mudah dan Hematnya
Karena cat menyerap panas matahari lebih sedikit dari yang dipancarkan, permukaan yang dilapisi cat didinginkan di bawah suhu sekitarnya tanpa menghabiskan daya.
Perguruan tinggi Indiana mengatakan cat putih di pasaran biasanya jadi lebih di bawah sinar matahari karena dirancang memantulkan 80-90% sinar matahari.
Para peneliti menunjukkan dalam sebuah makalah bahwa menggunakan formula mereka untuk menutupi area atap sekitar 1.000 kaki persegi dapat menghasilkan daya pendinginan 10 kilowatt.
Ruan mengatakan itu lebih kuat daripada AC yang digunakan oleh kebanyakan rumah.
Lab Ruan mempertimbangkan lebih dari 100 bahan berbeda sebelum mempersempitnya jadi 10 dan menguji 50 formulasi berbeda untuk setiap bahan.
Baca Juga: Benci Gerah? Ini 5 Cara Rumah Tetap Nyaman Tanpa AC ketika Cuaca Panas
Menurut universitas, para peneliti membuat cat ultra-putih konsentrasi tinggi dari senyawa kimia barium sulfat yang memiliki ukuran partikel berbeda dari senyawa tersebut.
“Berapa panjang gelombang sinar matahari yang dihamburkan setiap partikel tergantung pada ukurannya, sehingga rentang ukuran partikel yang lebih luas memungkinkan cat untuk menyebarkan lebih banyak spektrum cahaya dari matahari,” universitas menjelaskan.
Awal tahun ini, produk tersebut mendapatkan gelar Guinness World Records sebagai "cat paling putih" dan akan muncul tahun 2022.
Aplikasi paten telah diajukan dan selanjutnya, para peneliti berharap cat bisa dipasarkan melalui kemitraan dengan perusahaan.