Anies Tak Usah Respons Tudingan Pembohong dari Giring, Nanti PSI Bisa Kegeeran

Rabu, 22 September 2021 | 18:12 WIB
Anies Tak Usah Respons Tudingan Pembohong dari Giring, Nanti PSI Bisa Kegeeran
Anies Tak Usah Respons Tudingan Pembohong dari Giring, Nanti PSI Bisa Kegeeran. Giring Ganesha. [Solopos/Kurniawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai pernyataan Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha yang menyatakan Gubernur Anies Baswedan adalah seorang pembohong dan perlu diingat ketika Pilpres 2024, hal itu justru menunjukkan kenaifan PSI sendiri. 

Ujang menyampaikan, PSI saat ini sedang membesarkan diri dan cari panggung dengan cara menghajar tokoh yang memang dari dulu hingga kini tak disukainya. Menurutnya, hal tersebut sudah menjadi pilihan PSI. 

"Dan apa yang dilakukan Anies seolah-olah semuanya salah. Dan seolah-olah Anies juga tak ada benarnya. Dan mengatakan Anies sebagai seorang pembohong itu sebuah kenaifan bagi PSI," kata Ujang saat dihubungi, Rabu (22/9/2021). 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) menjawab pertanyaan dari wartawan setibanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (21/9/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Menurut Ujang, semua tokoh siapapun dia tidak hanya Anies ada plus dan minusnya. Sehingga, cara Giring menyerang Anies, kata dia, sudah terlihat maksud dan tujuannya yakni agar PSI mendapatkan pemberitaan yang besar. 

Baca Juga: Disentil Netizen Saat Giring Dihujat, Randy Nidji Mengaku Sudah Tak Simpan Nomornya Lagi

"Bagi PSI, Anies mungkin bukan kelompoknya, bukan bagian dari alat perjuangannya, makanya selalu memusuhinya. Dan di politik itu hal biasa saja. PSI cari lawan tuk mendapat efek pemberitaan dan ketenaran," tuturnya. 

Lebih lanjut, Ujang menyarankan, agar Anies tak merespons serangan Giring tersebut. Jika Anies merespons justru akan semakin menguntungkan buat PSI. 

"Tak perlu direspons. Karena jika direspons, PSI bisa kegeeran," tandasnya. 

Giring Ketum PSI (Tengah) saat salah satu paslon di Gresik (Foto: Amin Alamsyah)
Giring Ketum PSI (Tengah). (Foto: Amin Alamsyah)

Giring Tuding Anies Tukang Bohong

Sebelumnya, Giring menuding Anies pembohong dengan berpura-pura memedulikan masyarakat di tengah pandemi. Padahal sebenarnya Anies hanya mementingkan dirinya sendiri.

Baca Juga: 8 Fakta Giring eks Nidji: Pensiun Jadi Vokalis Band Terjun ke Dunia Politik

“Pura-pura peduli adalah kebohongan Gubernur Anies di tengah pandemi dan penderitaan rakyat. Rekam jejak pembohong ini harus kita ingat, sebagai bahan pertimbangan saat pemilihan presiden 2024," ujar Giring dalam keterangan tertulis, Selasa (21/9/2021).

Anies memang salah satu sosok yang digadang-gadang akan maju ke Pilpres 2024 mendatang. Giring pun berharap Anies kalah jika menjadi salah satu kandidat.

"Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan pembohong, jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan Anies Baswedan,” tutur Giring.

Video Giring eks Nidji atau Giring Ganesha yang menyebut Anies Baswedan pembohong [Twitter:/@psi_id]
Video Giring eks Nidji atau Giring Ganesha yang menyebut Anies Baswedan pembohong [Twitter:/@psi_id]

Menurut Giring, Anies kerap berusaha memperlihatkan diri peduli rakyat dengan cara menampilkan pembelanjaan uang APBD untuk kepentingan pandemi Covid-19. Padahal, di sisi lainnya Anies justru mementingkan program ajang balap mobil listrik, Formula E.

“APBD Jakarta yang begitu besar dia belanjakan untuk kepentingan ego pribadi untuk maju sebagai calon presiden 2024. Dia mengabaikan tekanan rakyat yang meminta dia membatalkan rencana balap mobil Formula E dan menggunakan Rp 1 triliun uang rakyat untuk acara tidak berguna itu,” jelasnya.

Kekesalan Giring semakin memuncak lantaran mengetahui Anies membayar commitment fee pada saat pemerintah secara resmi mengumumkan negara dalam keadaan darurat karena pandemi.

“Uang sebanyak itu dihabiskan Anies di tengah penderitaan rakyat yang sakit, meninggal dunia, dan hidupnya susah karena pandemi. Uang Rp 1 triliun dia keluarkan padahal rakyat telantar tidak bisa masuk rumah sakit yang penuh. Rakyat kesulitan makan karena kehilangan pekerjaan, “ pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI