"Karena Taliban, pelanggan memiliki pendapatan lebih sedikit dan mereka membayar kami lebih sedikit," kata Yousefi.
Yousefi mengatakan bahwa setelah kelompok garis keras Islam itu menguasai Afghanistan, tiba-tiba warga ingin membuat diri mereka terlihat seperti Taliban.
"Ini tidak seperti Taliban yang modis, tetapi orang-orang tidak mencukur janggut mereka karena Taliban akan berhenti dan bertanya kepada mereka tentang hal itu," kata Yousefi.
"Mereka mengatakan itu tidak ada dalam hukum syariah, dan laki-laki harus memiliki janggut dan rambut panjang," sambungnya.
Ali Reza, tukang cukur berusia 36 tahun juga mengungkapkan jika usahanya kini berada di ujung tanduk setelah Taliban berkuasa.
"Dulu, orang-orang muda datang setiap satu atau dua minggu untuk memotong rambut atau janggut mereka, dan mereka senang," kata Reza kepada AFP.
Reza juga mengungkapkan bahwa banyak kliennya telah melarikan diri. "Anak-anak muda yang masih di sini tidak tertarik lagi untuk memotong rambut atau jenggotnya karena ekonominya sangat buruk," katanya.
Sejak pengambilalihan Taliban, warga Afghanistan mengatakan sempitnya kesempatan kerja. "Dulu penghasilan saya luar biasa, namun sekarang tidak," katanya.
Baca Juga: Unjuk Rasa Pencari Suaka Afghanistan di DPR Ricuh