Suara.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Inggris Lizz Truzz di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke 76 di New York, Amerika Serikat. Dalam pertemuan itu, dirinya membahas kerjasama dengan Menlu Inggris selama pandemi.
Retno menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Inggris atas dukungan vaksin Covid-19 kepada Indonesia.
"Kita membahas kerja sama selama pandemi. Indonesia menyampaikan apresiasi atas dukungan vaksin yang diberikan oleh Inggris kepada Indonesia," ujar Retno dalam jumpa pers virtual, Rabu (22/9/2021)
Kepada Menlu Lizz, Retno memaparkan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dari Juli 2021 hingga September 2021.
Baca Juga: Bertemu Menlu Retno, Ini Pesan Khusus dari Taliban untuk Indonesia
"Saya menjelaskan mengenai situasi covid Indonesia yang sudah sangat melandai dan membaik. Saya berikan semua data perbandingan, yaitu misalnya kasus Covid-19 di Indonesia pada bulan Juli dengan situasi Covid-19 di Indonesia pada bulan September yang menunjukkan penurunan yang sangat signifikan," kata Retno.
Ia pun berharap data yang disampaikan dapat menjadi masukan otoritas Inggris.
Pasalnya Indonesia masih berada di daftar negara yang berisiko Covid-19 tinggi.
"Harapan saya adalah data-data yang saya sampaikan ini akan digunakan oleh otoritas Inggris sebagai masukan untuk melakuan review terhadap red green list mereka," ucapnya.
Tak hanya itu, Retno juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Arab Saudi Faisal Bin Farhan Al Saud.
Kepada Menlu Faisal, Retno juga menyampaikan hal yang sama. Bahwa kasus Covid-19 di Indonesia sudah sangat menurun.
Baca Juga: Bertemu Taliban di Qatar, Menlu Bicara Jaminan Afghanistan Tak Dijadikan Sarang Teroris
Ia mengharapkan dengan penurunan kasus Covid-19 di Indonesia dapat menjadi pertimbangan Otoritas Saudi dalam hal kebijakan umrah dan lainnya.
"Dalam pertemuan dengan Menlu Arab Saudi, saya sampaikan mengenai data situasi Covid di Indonesia yang sudah sangat menurun dan mengharapkan kiranya data-data tersebut digunakan oleh
otoritas Arab Saudi di dalam meninjau kembali kebijakan terkait vaksin,umrah dan lain-lain," tutur Retno
Lebih lanjut, Retno menuturkan dalam pertemuan juga membahas pentingnya izin penggunaan darurat Organisasi Kesehatan Dunia (EUL WHO) yang dapat dijadikan rujukan dalam pengambilan kebijakan terkait vaksin.
"Pada saat berbicara mengenai vaksin, kembali saya menekankan mengenai pentingnya EUL WHO dijadikan rujukan dalam pengambilan kebijakan terkait vaksin," katanya menambahkan.