Suara.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat agar tidak euforia dan tetap patuh pada protokol kesehatan meski keadaan membaik. Hal itu demi mencegah terjadinya gelombang ketiga pandemi corona.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, Indonesia sudah mengalami dua kali lonjakan pandemi sehingga seharusnya sudah mempunya pelajaran besar agar tidak terjadi lonjakan ketiga.
"Pada pola second wave di mana terdapat jeda tiga bulan, perlu kita antisipasi mengingat dalam tiga bulan ke depan ini kita akan memasuki periode libur Natal dan tahun baru 2022," kata Wiku dalam jumpa pers virtual, Selasa (21/9/2021).
Wiku menegaskan, terjadinya lonjakan di Indonesia disebabkan faktor internal, bukan karena naiknya kasus global ataupun datang dari negara-negara lain.
Baca Juga: PPKM Level 3, Satgas COVID-19 Bali Sediakan Pusat Isolasi Terpadu
"Beberapa faktor internal penyebab kenaikan kasus dan penyebaran virus adalah meningkatnya mobilitas dalam negeri, dan aktivitas sosial masyarakat yang terjadi bersamaan dengan periode mudik Idul Fitri dan sikap abai masyarakat terhadap protokol kesehatan," paparnya.
Lonjakan pertama di Indonesia terjadi pada Januari 2021 yang merupakan dampak libur Natal dan Tahun Baru 2021 yang bersamaan lonjakan pertama dunia. Namun, untuk lonjakan kedua, dunia mengalaminya lebih cepat yaitu pada April 2021.
Saat ini, beberapa negara tetangga sedang mengalami lonjakan gelombang ketiga sehingga Indonesia harus waspada.
"Hal ini dapat terjadi melalui upaya ketat dalam penjagaan batas negara. Sehingga importasi kasus dari negara-negara yang sedang mengalami lonjakan dapat ditekan seminimal mungkin," lanjut Wiku.
Untuk itu, upaya terbaik adalah dengan melanggengkan tren penurunan kasus selama mungkin dengan masyarakat yang tetap mematuhi protokol kesehatan.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Ungkap Prediksi Gelombang Ketiga Terjadi di Indonesia, Kapan?
Diketahui, jumlah kasus aktif Indonesia saat ini tercatat hanya 1,45 persen selama lima hari berturut-turut, jumlah penambahan kasus positif harian juga bekisar di angka 1.000 - 3.000 kasus, serta persentase kesembuhan di Indonesia telah mencapai lebih dari 95 persen.
"Dengan segala perbaikan pada berbagai indikator penanganan Covid-19 di Indonesia, dapat dikatakan bahwa saat ini pandemi Covid-19 terkendali," tegas Wiku.
Hingga saat ini, pandemi Covid-19 telah menginfeksi 4.195.958 orang Indonesia, masih terdapat 52.447 kasus aktif, 4.002.706 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 140.805 jiwa meninggal dunia.