Suara.com - Pada Senin (13/9/2021), lalu, Puskesmas Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, diserang oleh kelompok kriminal bersenjata.
Saat kejadian, sepuluh tenaga kesehatan sedang bekerja. Para nakes kemudian lari menyelamatkan diri. sembilan orang selamat, sedangkan seorang perawat bernama Gabriella Meilani (22) meninggal dunia secara tragis.
Disebutkan pula, selain menyerang puskesmas, KKB juga membakar puskesmas, gedung sekolah, pasar, kantor Bank Papua, dan perumahan guru.
Kekerasan tersebut menambah daftar panjang kasus yang terjadi di Bumi Cenderawasih.
Baca Juga: Nakes di Papua Minta Jaminan Keamanan Setelah Puskesmas Diserang
Tetapi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka melalui juru bicara mereka menyatakan, "Tidak ada serangan terhadap perawat di Kiwirok dan seorang perawat yang di markas TPNPB itu dia tersesat dan ditemukan oleh pasukan TPNPB."
TPNPB-OPM juga membantah telah menyandera perawat.
Kementerian Kesehatan menyesalkan kejadian tersebut dan meminta aparat memberikan keamanan kepada seluruh nakes yang bekerja di Papua.
Amnesty International Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia mengecam kekerasan di Distrik Kiwirok. Amnesty International Indonesia mendesak pemerintah mengusut tuntas kasus tersebut.
Senada dengan Kementerian Kesehatan, IDI meminta pemerintah memberikan jaminan perlindungan kepada nakes, terutama di wilayah konflik.
Baca Juga: Suster Gabriela Gugur Dibunuh KKB, IDI Minta Pemerintah Jamin Perlindungan Nakes di Papua
Dalam konferensi pers secara daring, atas nama pemerintah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan duka cita atas meninggalnya Gabriella Meilani: "Saudari Gabriella Meilani gugur dalam melaksanakan tugas mulianya."
Nakes dikirim pemerintah ke seluruh pelosok Indonesia untuk membantu menanggulangi penyebaran Covid-19 yang sudah merenggut lebih dari empat juta jiwa.
"Kami sangat berharap bahwa kita bisa menjaga keamanan dan kenyamanan kerja dari seluruh tenaga kesehatan karena tugas mereka yang berat dan mulia di seluruh pelosok Indonesia."
Dalam situasi konflik, nakes seharusnya jangan dijadikan korban kekerasan.
Sesuai Resolusi PBB, UU HAM, dan UU Penanggulangan Bencana, kehadiran nakes seharusnya mendapatkan perlindungan.
"Tenaga Kesehatan merupakan garda terdepan dalam menjamin pelayanan kesehatan masyarakat sehingga keselamatan mereka menjadi hal yang utama. Terlebih lagi Indonesia masih berperang melawan pandemi Covid-19 dimana peran tenaga kesehatan sangat krusial," Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyawati menambahkan.
IDI menyebut serangan tersebut sebagai kejahatan serius.
"Ini sangat memprihatinkan, kita sebagai nakes dalam pengabdian, ini tidak diinginkan oleh siapapun, dengan kondisi begini masyarakat akan dirugikan," Ketua IDI Wilayah Papua Donal Willem S. Aronggear, Jumat (17/9/2021).
"Dimanapun, namanya pengabdian khususnya tenaga kesehatan itu dilindungi, kita belum selesai dengan pandemi, sudah banyak nakes gugur oleh pandemi, dalam konflik tidak boleh menyerang nakes, perlindungan harus maksimal, tidak mungkin nakes masuk ke daerah itu kalau tidak ada jaminan."
Setelah mengirimkan surat kepada Pemerintah Provinsi Papua untuk mengingatkan agar benar-benar menjaga kebedaraan nakes, IDI berharap jangan ada lagi kejadian serupa di masa mendatang.
"Jangan terulang lagi, kami berharap hargailah tenaga kesehatan ini yang telah memberikan pelayanan kepada masyarakat kita," kata Donal.
Sementara Deputi Direktur Amnesty International Indonesia Wirya Adiwena mengatakan kehilangan seorang nakes di tengah pandemi sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan daerah setempat.
“Kami juga sangat menyesalkan dan mengecam keras terjadinya insiden yang membuat perawat Gabriella terpaksa lari dan menyelamatkan diri. Serangan, penyiksaan, dan perbuatan yang merendahkan martabat manusia apapun, apalagi sampai yang mengarah ke pembunuhan di luar hukum tidak bisa dibenarkan. Hak untuk hidup adalah hak fundamental," kata Wirya dalam keterangan tertulis.
Negara dituntut Amnesty International Indonesia dapat mengusut tuntas serangan yang mengakibatkan kematian Gabriella dan pelakunya harus diadili secara teruka di pengadilan sipil, termasuk jika ternyata ada keterlibatan oknum.
“Kami mendesak negara untuk segera mengusut tuntas kematian perawat Gabriella. Semua pelaku pelanggaran HAM, baik aparat keamanan, kelompok bersenjata, maupun warga biasa yang terbukti melanggar HAM harus diadili secara terbuka, efektif, dan independen di pengadilan sipil," ujar Wirya.
Kejadian ini seharusnya menjadi pengingat bagi Presiden Jokowi untuk mengevaluasi pendekatan keamanan yang selama ini dipraktikkan dalam menyelesaikan masalah di Papua, kata Wirya.
Untuk mencegah siklus kekerasan yang terus berulang di Papua, kata Wirya, negara harus segera mengakhiri impunitas yang selama ini terjadi.
Direktur Amnesty International Usman Hamid mengatakan situasi Papua yang selalu diwarnai aksi kekerasan tidak lepas dari rendahnya perhatian elite politik di Jakarta dalam memastikan penegakan hukum berjalan adil bagi semua pihak.
“Setiap kali ada kekerasan, setiap itu pula kita melihat negara gagal untuk melakukan investigasi secara fair dan menyeluruh, apalagi menuntut pelakunya ke pengadilan umum," ujar Usman.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) melaporkan telah terlibat baku tembak dengan pasukan TNI-Polri di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua pada Selasa (21/9/2021).
Dari informasi yang dirilis, mereka mengklaim telah menyelamatkan seorang perawat yang tersesat.
Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan baku tembak di Kiwirok terjadi sejak pukul 06.45 waktu Papua.
TPNPB-OPM Markas Kiwi melaporkan ada seorang perawat bernama Gerald Sokoy yang hilang.
Perawat tersebut diselamatkan, katanya, kemudian "Dibawa ke markas TPNPB Kodap 15 Ngalum Kupel, bukan disandera."
Gerald Sokoy kini masih berada di markas TPNPB-OPM Ngalum Kupel. Gerald akan diserahkan kepada pemerintah daerah atau keluarga pada pekan ini.
"Benar masih di markas. Nanti akan serahkan kepada pemerintah daerah atau pihak keluarga dalam minggu ini." [rangkuman laporan Suara.com]