Suara.com - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri memeriksa 13 saksi terkait kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Irjen Napoleon Bonaparte terhadap Muhammad Kece. Selain Napoleon, penyidik juga turut memeriksa dokter hingga penjaga Rutan Bareskrim Polri.
"Tiga belas saksi orang saksi, termasuk empat petugas jaga pada hari kejadian. Kemudian juga dokter yang melakukan visum terhadap korban," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian Djajadi kepada wartawan, Selasa (21/9/2021).
Penyidik sebelumnya menjadwalkan memeriksa Napoleon pada hari ini. Pemeriksaan diagendakan berlangsung pada pukul 11.00 WIB siang ini.
Andi mengatakan pemeriksaan terhadap Napoleon dilakukan untuk mendalami lagi detil kronologi penganiayaan hingga pelumuran kotoran manusia yang dilakukan terhadap Muhammad Kece.
"Jadwal penyidik pemeriksaannya hari ini. Mudah-mudahan pukul 11.00 WIB sudah bisa dimulai," kata dia.
Kronologi Penganiayaan
Polri sebelumnya membeberkan detik-detik ketika Napoleon masuk kamar sel hingga menganiaya Muhammad Kece. Penyelinapan hingga penganiayaan ini dilakukan oleh Napoleon bersama tiga tahanan lain selama hampir satu jam.
Andi menuturkan bahwa Napoleon terlebih dahulu memerintahkan 'Ketua RT' alias ketua kamar tahanan berinisial H untuk menukar gembok sel tahanan. Dari situlah akhirnya Napoleon bersama tiga tahanan lain berhasil masuk ke kamar Muhammad Kece.
"Gembok standar untuk kamar sel korban diganti dengan 'gembok milik Ketua RT' atas permintaan NB, makanya mereka bisa mengakses," kata Andi kepada wartawan, Senin (20/9/2021) malam.
Baca Juga: M Kece Dianiaya dan Dilumuri Tinja, Irjen Napoleon Bakal jadi Tersangka Pekan Depan?
Seusai berhasil masuk kamar tahanan Muhammad Kece, Napoleon selanjutnya meminta satu tahanan yang ikut bersamanya untuk mengambil plastik putih di kamarnya. Plastik putih itu berisi kotoran manusia alias tinja yang telah disiapkan oleh Napoleon.