Ali Kalora Tewas, Akhir Gerilya Teroris Mujahidin Indonesia Timur?

Reza GunadhaABC Suara.Com
Senin, 20 September 2021 | 15:23 WIB
Ali Kalora Tewas, Akhir Gerilya Teroris Mujahidin Indonesia Timur?
Jenazah Ali Kalora dan Jaka Ramadhan dibawa ke RS Bhayangkara, Palu.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ali Kalora, pentolan kelompok gerilyawan teroris Mujahidin Indonesia Timur sekaligus buronan kasus terorisme paling dicari di Indonesia, tewas dalam baku tembak dengan pasukan keamanan.

Kepala militer daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Farid Makruf mengatakan, Ali Kalora yang berbaiat kepada ISIS, tewas dalam kampanye kontra-terorisme besar-besaran terhadap para ekstremis di hutan pegunungan terpencil. 

Tersangka ekstremis lainnya yang juga tewas dalam baku tembak itu, menurut Jenderal Makruf, teridentifikasi sebagai Jaka Ramadan.

Farid menambahkan, kedua pria itu ditembak mati pada Sabtu malam oleh tim gabungan perwira militer dan polisi di kabupaten pegunungan Parigi Moutong di provinsi Sulawesi Tengah, yang berbatasan dengan Kabupaten Poso, yang dianggap sebagai sarang ekstremis di provinsi tersebut.

Baca Juga: Profil Ali Kalora, Sepak Terjang Teroris Mujahidin Indonesia Timur di Sulawesi

"Ali Kalora adalah teroris yang paling dicari dan pemimpin MIT," kata Farid, mengacu pada akronim Indonesia dari jaringan Mujahidin Indonesia Timur, sebuah kelompok militan yang berjanji setia kepada Negara Islam pada tahun 2014.

Dia mengatakan bahwa pasukan keamanan sedang mencari empat tersangka anggota kelompok yang tersisa.

Baku tembak hari Sabtu lalu (18/09) terjadi dua bulan setelah pasukan keamanan membunuh dua tersangka anggota kelompok itu dalam serangan sebelum fajar di distrik pegunungan yang sama.

Mujahidin Indonesia Timur telah mengaku bertanggung jawab atas beberapa pembunuhan terhadap petugas polisi dan minoritas Kristen.

Operasi keamanan di daerah itu telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir untuk mencoba menangkap anggota jaringan, dan menargetkan Ali Kalora sebagai pemimpin kelompok itu. Ali telah menghindari penangkapan selama lebih dari satu dekade.

Baca Juga: Siapa Ali Kalora? Pentolan Teroris yang Tewas dalam Baku Tembak di Sulawesi

Dia mengambil alih peran Abu Wardah Santoso, yang dibunuh oleh pasukan keamanan pada Juli 2016. Puluhan pemimpin dan anggota kelompok lainnya telah dibunuh atau ditangkap sejak saat itu.

Pada bulan Mei 2021, para ekstremis membunuh empat orang Kristen di sebuah desa di Kabupaten Poso, termasuk satu orang yang dipenggal kepalanya.

Pihak berwenang mengatakan serangan itu sebagai pembalasan atas pembunuhan pada bulan Maret terhadap dua militan, termasuk putra Abu Wardah.

Kapolres Sulawesi Tengah, Rudy Sufahriadi, mengatakan jenazah Ali Kalora dan pengikutnya telah dibawa ke rumah sakit polisi di Palu.

"Kami mendesak empat buronan teroris lainnya untuk segera menyerah dan berani mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum," kata Rudy merujuk ke sisa anggota Mujahidin Indonesia Timur yang masih buron.

Kelompok tersebut berjanji setia kepada ISIS pada tahun 2014, dan Indonesia telah meningkatkan operasi keamanannya di daerah itu dalam beberapa bulan terakhir untuk mencoba menangkap anggotanya.

Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, terus melakukan tindakan keras terhadap kelompok ekstremis sejak pengeboman di pulau wisata Bali pada tahun 2002 yang menewaskan 202 orang, dengan korban kebanyakan orang asing.

Serangan militan terhadap orang asing di Indonesia sebagian besar telah berubah dalam beberapa tahun terakhir, digantikan dengan serangan yang lebih kecil dan tidak terlalu mematikan yang menargetkan pemerintah, terutama polisi dan pasukan anti-terorisme, dan orang-orang yang dianggap kelompok tersebut sebagai kafir, yang terinspirasi oleh taktik ISIS di luar negeri.

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI