Suara.com - Setengah abad lalu, sekelompok aktivis lingkungan membentuk Greenpeace, yang kekinian menjelma sebagai organisasi besar serta beroperasi secara global.
Berkat Greenpeace dan kelompok lainnya, isu perlindungan lingkungan dan iklim juga sudah jadi agenda banyak pemerintahan.
Pada 15 September 1971, sekelompok aktivis lingkungan berlayar dengan kapal nelayan menuju pantai Alaska, dengan tujuan melakukan aksi protes dan mencegah uji coba bom atom AS di sana.
Aksi berbahaya itu memang tidak berhasil mencegah AS melaksanakan uji coba atomnya, tapi itulah awal pembentukan Greenpeace, yang sekarang sudah menjadi organisasi raksasa.
Baca Juga: Untuk Atasi Masalah Sampah Plastik, Greenpeace Minta KLHK Buka Roadmap pada Masyakarat
Namun di masa pandemi dan keprihatinan akan kerusakan iklim di Bumi, perayaan 50 tahun Greenpace tidak akan digelar dengan pesta meriah, kata Jennifer Morgan, direktur eksekutif Greenpeace International kepada kantor berita AFP.
"Tidak banyak yang bisa dirayakan saat ini. Kita berada dalam keadaan darurat iklim," katanya di kantor pusat Greenpeace yang sederhana di pinggiran kota Amsterdam, Belanda.
Jennifer Morgan mengatakan dia "sangat khawatir" bahwa tanggapan dunia untuk perlindungan iklim pada KTT Iklim PBB COP26 di Glasgow, Inggris, nantinya tidak memadai.
"Semua yang telah kami lakukan selama 50 tahun itu, sekarang kami harus bekerja sama untuk menciptakan perubahan yang benar-benar radikal dan mendalam. Waktunya hampir habis," ujarnya.
Berawal dari idealisme
Baca Juga: Soa Aksi Kritik Penembakan Laser ke Gedung KPK Berujung Polisi, Bikin ICW Heran
Perjalanan organisasi ini dimotori oleh idealisme para aktivis lingkungan dengan pelayaran kapal yang dinamakan "Greenpeace" dari sebuah pelabuhan di Vancouver, Kanada.
Tapi upaya mereka dengan kapal "Greenpeace" untuk menghentikan uji coba atom di lepas pantai Alaska itu dihentikan polisi.
Sekarang, Greenpeace sudah menjadi jaringan raksasa, dengan perwakilan di 55 negara, dan sekitar tiga juta pendukung di seluruh dunia setiap tahun memberi sumbangan untuk membiayai kegiatannya.
Di Jerman saja ada lebih dari 630.000 penyumbang tetap. Greenpeace tidak hanya berhasil mengangkat isu lingkungan ke tataran politik global.
Mereka juga berhasil menghentikan perburuan komersial ikan paus, dengan beberapa pengecualian.
Dengan aksi-aksinya mereka menyoroti kegiatan perusahaan-perusahaan besar, seperti perusahaan-perusahaan minyak, yang mengakibatkan banyak kerusakan lingkungan.
Tidak hanya perusahaan multinasional, banyak pemerintahan juga dipusingkan oleh aksi-aksi mereka.
"Greenpeace dimulai dari sebuah ide, bahwa individu dapat mengubah dunia dengan kreativitas dan sedikit harapan," kata Jennifer Morgan, yang memimpin kelompok ini sejak 2016.
"Saya pikir, selama 50 tahun Greenpeace telah mencapai hal-hal yang benar-benar mengagumkan."
Tidak hanya keberhasilan
Tapi di balik kesuksesan Greenpeace, ada juga kisah tragedi dan kekalahan. Tahun 1985, dinas rahasia Prancis meledakkan kapal andalan Greenpeace "Rainbow Warrior" yang sedang merapat di di Auckland, Selandia Baru.
Kala itu, mereka sedang menggalang aksi protes uji coba nuklir Prancis di kawasan itu. Seorang fotografer Portugis, Fernando Pereira, tewas dalam peristiwa itu.
Hingga kini, para aktivis lingkungan di beberapa negara, terutama di Brasil, Indonesia dan Cina, menghadapi risiko besar, termasuk penangkapan dan pembunuhan.
Greenpeace sendiri sekarang tidak hanya mengandalkan penggalangan aksi, namun aktif terlibat dalam lobi politik tingkat tinggi demi memperbaiki kebijakan iklim.
Mereka juga aktif melayangkan gugatan ke pengadilan kepada lembaga atau pemerintahan yang melakukan pencemaran lingkungan.
Jennifer Morgan mengatakan, Greenpeace saat ini juga lebih banyak bekerja sama dengan kelompok lingkungan lain dan dengan masyarakat adat - hal-hal yang menurutnya seharusnya lebih sering dilakukan oleh organisasinya, terutama dalam isu perlindungan iklim.
Jadi, apa yang ada di depan Greenpeace untuk 50 tahun ke depan? "Saya kira, tujuan idealnya adalah bahwa Greenpeace tidak diperlukan lagi," kata Jennifer Morgan.
Tetapi dia sendiri memperkirakan, kampanye lingkungan akan menuntut pejuangan lebih keras di masa depan, dan berharap Greenpeace tetap akan bisa membantu menciptakan "gerakan menuju harapan" baru.