Suara.com - Ribuan warga melakukan aksi protes menolak bitcoin yang diperkenalkan sebagai alat pembayaran sah oleh pemerintah El Salvador.
Menyadur France 24 Kamis (16/9/2021), warga di negara itu juga menentang reformasi peradilan yang menurut para kritikus mengancam demokrasi.
Pekan lalu, El Salvador menjadi negara pertama yang menggunakan cryptocurrency sebagai alat pembayaran yang sah, selain dolar AS. Langkah Presiden Nayib Bukele itu disambut dengan campuran rasa ingin tahu dan keprihatinan.
Tepat dalam peringatan dua abad kemerdekaannya dari kekuasaan Spanyol, warga El Salvador membakar ATM bitcoin di ibu kota San Salvador.
Baca Juga: WNA Skimming ATM Bank BUMN, Uang Hasil Kejahatan Dipakai Beli Bitcoin
Demonstran di alun-alun ibu kota mengangkat plakat yang mengecam kediktatoran dan poster bertuliskan "Hormati Konstitusi" dan "Tidak untuk bitcoin."
Bukele mengutuk aksi itu dalam cuitan hari Rabu dan menyerukan mereka untuk menghentikan perusakan properti.
"Mereka mengatakan vandalisme dilakukan oleh penyusup, tapi ada vandalisme di SEMUA protes mereka," cuitnya, melampirkan video wanita bertopeng menendang dinding kaca pengaman.
Ia mengeklaim beberapa aksi dibiayai oleh komunitas internasional.
"Hal yang menyedihkan adalah mereka didanai oposisi yang jahat. Bagi yang mau demonstrasi, terus berdemonstrasi, negara ini bebas."
Baca Juga: Kantor Pos Inggris Resmi Kerjasama Bareng Bitcoin, Transaksi Kripto Makin Mudah
Dia juga mencatat bahwa sejauh ini polisi menahan untuk tidak menggunakan gas air mata untuk menahan protes.
"Saya tidak tahu apakah suatu hari mereka akan dibiayai begitu banyak ... sehingga itu akan menjadi perlu, saya harap tidak," dia memperingatkan.