Suara.com - Sebanyak 62 negara dan wilayah kini ada dalam daftar merah Inggris yang memiliki memiliki tingkat infeksi Covid-19 tertinggi di Eropa.
Menyadur Independent Rabu (15/9/2021), Inggris sejauh ini menerapkan aturan perjalanan paling ketat namun itu kemungkinan akan segera diperbarui.
Analis data Covid, Tim White memprediksi negara mana yang tetap ada di daftar merah dan negara mana yang harus dihapus.
Dia telah menelusuri catatan sekuensing genom yang dipegang oleh Gisaid, database di seluruh dunia, dengan fokus pada varian yang menjadi perhatian.
Baca Juga: Ini Aturan Perjalanan Transportasi di Perpanjangan PPKM Level 3
Ada 14 negara yang mungkin tetap ada dalam daftar merah, yaitu Brasil, Chili, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Mesir, Guyana Prancis, Montenegro, Filipina, Seychelles, Suriname, Thailand, Trinidad & Tobago, Tunisia.
Ia mengatakan sebagian besar varian yang beredar di Amerika Selatan tidak bisa menghindari vaksin sehingga ada argumen untuk membiarkan semuanya tetap merah.
Tim White mengatakan ada 10 negara yang tidak ada dalam daftar merah tapi memiliki tingkat kasus yang tinggi dan bisa saja ditambahkan ke daftar itu.
Mereka adalah Azerbaijan, Belarus, Pantai Gading, Fiji, Grenada, Iran, Irak, Kazakhstan, Rusia dan Venezuela.
Ia berspekulasi Iran, Irak dan Rusia menghindari daftar merah sampai sekarang "untuk alasan politik" dan mungkin akan terus melakukannya.
Baca Juga: Terbaru! Ini Aturan Perjalanan Domestik Setelah PPKM Level 3 Diperpanjang
“Banyak negara Karibia memiliki tingkat infeksi tinggi tanpa pengujian genomik, termasuk Jamaika, St Lucia dan St Kitts & Nevis,” katanya, menjadikan mereka kandidat kuat untuk pindah ke daftar merah.
Lalu negara mana saja yang diprediksi keluar dari daftar merah? Tim White menyebut salah satunya adala Indonesia.
Daftar lengkapnya adalah Argentina, Bangladesh, Republik Dominika, Indonesia, Kenya, Maladewa, Meksiko, Pakistan, Peru, Afrika Selatan, Sri Lanka dan Turki.