Suara.com - Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) terus melakukan upayan untuk mendesak Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar mengundurkan diri dari jabatannya. Desakan dari MAKI itu setelah Lili dinyatakan terbukti bersalah melanggar kode etik dan telah dijatuhi sanksi berat oleh Dewas Pengawas KPK.
Koordinator MAKI Boyamin Saiman menyebut Lili diharapkan mundur paling tidak sampai November 2021 mendatang.
"Terkait dengan Bu Lili, saya masih memberikan kesempatan untuk memundurkan diri, kira-kira, ya, sampai Desember, November saja lah," ucap Boyamin saat ditemui wartawan di lobi Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (14/9/2021).
Boyamin pun memberikan sinyal, bila mantan Komisioner Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) tak mengundurkan diri, maka Boyamin akan melaporkan Lili ke Kejaksaan Agung.
Baca Juga: Ungkit Firli Masak Nasi Goreng, ICW: Wajah KPK Sudah Tak Bisa Dipoles, Banyak Gimiknya
"Tapi, kalau November belum memundurkan diri, saya akan menempuh pelaporan juga ke Kejaksaan Agung," ucap Boyamin.
Menurut Boyamin di Pasal 30 Undang-Undang Kejaksaan Agung disebutnya dapat menangani tindak pidana yang diatur undang-undang khusus. Dengan bukti bahwa Kejagung dapat menangani kasus korupsi.
"Nah, Undang-Undang khusus ini kan diatur di Undang Undang KPK, bukan di KUHP, dengan dasar itu saya akan melaporkan ke Kejaksaan Agung bulan Desember dengan dengan sangkaan atau dugaan saya kan Pasal 36, kembali lagi itu dan juncto Pasal 65," imbuhnya.
Dalam putusan Dewas KPK, Lili terbukti bersalah melakukan pelanggaran etik dengan dijatuhi sanksi berat.
Menghukum terperiksa (Lili Pintauli Siregar) dengan sanksi berat berupa pemotongan gaji pokok sebesar 40 persen selama 12 bulan," kata Tumpak dalam sidang putusan kode etik, Senin (30/8).
Baca Juga: Viral Pria Nyolot Ditegur Bongkar Paket COD sebelum Bayar, Kurir Dicaci Maki
Menurut Tumpak, Lili bersalah melakukan pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku berupa menyalahgunakan pengaruh selaku pimpinan KPK untuk kepentingan pribadi dan berhubungan langsung dengan pihak yang perkaranya sedang ditangani oleh KPK.
Adapun hal memberatkan terhadap sanksi berat yang dijatuhkan kepada Lili, Terperiksa tidak menunjukan penyesalan atas perbuatannya. Kemudian, terperiksa Lili juga selaku pimpinan KPK seharusnya menjadi contoh dan teladan dalam pelaksanaan IS KPK.
"Namun terperiksa melakukan sebaliknya," ucap Tumpak.
Sementara itu, hal meringankan terperiksa Lili mengakui segala perbuatannya dan belum pernah dijatuhi sanksi etik. Hal ini memperhatikan ketentuan tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Pasal 4 ayat (2) huruf b dan Pasal 4 ayat (2) huruf a Peraturan Dewan Pengawas Nomor 02 tahun 2020 tentang penegakan kode etik dan pedoman perilaku KPK dan peraturan lain yang berkaitan dengan perkara ini.
Sementara itu, Ditemui usai Sidang Etik, Lili Pintauli Siregar terlihat pasrah dijatuhkan sanksi berat oleh Dewas KPK dalam pelanggaran kode etik yang dilaporkan oleh penyidik senior KPK nonaktif Novel Baswedan Cs.
Lili ditemui oleh awak media setelah mendengarkan putusan sidang etik yang dibacakan oleh Ketua Majelis Etik Tumpak H. Panggabean di Gedung KPK Lama, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/8/2021). Lili pun hanya merespon singkat atas putusan dewas dengan memotong gajinya sebesar 40 persen selama 12 bulan.
"Saya menerima tanggapan dewas saya terima. Tak ada upaya- upaya lain, saya terima. terima kasih ya," ucap Lili saat hendak menuju mobilnya, di Gedung KPK Lama, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/8).