Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tengah mencari alternatif sistem Peduli Lindungi bisa tetep digunakan tanpa harus menggunakan smartphone. Menanggapi keinginan Budi, Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengaku sepakat.
Menurut Rahmad memang perlu ada alternatif lain penerapan sistem Peduli Lindungi yang kini berbasis aplikasi di ponsel pintar, agar kemudian dapat tetap digunakan secara manual tanpa smartphone. Hal itu mengingat banyak kalangan masyarakat yang memang tidak memiliki akses terhadap smartphone maupun gagap teknologi.
Sehingga kata Rahmad, penggunaan sistem di luar aplikasi memang patut diperhitungkan sebagai alternatif. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan kata Rahmad, juga tidak perlu kaku dalam menerapkan aturan mengenai vaksinasi sebagai syarat warga dalam melakukan mobilitas.
"Ketika rakyat belum punya android maupun HP yang smartphone maupun yang berbasis lainnya ya itu harus dicari solusi," kata Rahmad dihubungi, Selasa (14/9/2021).
Baca Juga: Ribuan Orang Positif Covid-19 Terdeteksi Coba Masuk Mal
Rahmad berujar salah satu solusi yang bisa diterapkan ialah dengan membawa dokumen terkait vaksinasi secara manual. Mulai dari sertifikat vaksin yang dicetak hingga tanda bukti telah divaksin.
"Yang paling sederhana saya kira bukti undangan misalnya yang divaksin bukti undangan vaksin, bukti surat vaksin, bukti foto ketika sudah divaksin itu cara-cara alternatif yang bisa digunakan untuk menjadi salah satu prasyarat bahwa seseorang itu sudah divaksin," kata Rahmad.
Rahmad berujar alternatif memang perlu dipikirkan sebagai solusi lain bukan hanya menyoal kepemilikan smartphone, melainkan juga jika terjadi kendala lain, semisal ketidaktersediaan jaringan internet.
"Bagaimana mencari solusi. Artinya solusi ketika yang sederhana saja lah ketika internet mati, ketika internet lemot, ketika terjadi sistem error itu yang harus dicari solusi," ujar Rahmad.
Sementara itu terkait bagaimana nantinya alternatif lain di luar penerapan sistem berbasi aplikasi, Rahmad menyerahkan kepada pihak pemerintah.
Baca Juga: Rapat Virtual Bareng DPR, Menkes Budi Curhat Dikarantina 8 Hari Sepulang Pertemuan G20
Ia hanya menegaskan sistem Peduli Lindungi yang ada saat ini sudah baik, kendati begitu jika ada kelemahan ia meminta segea dicarikan solusi dan perbaikan.
"Kalau teknisnya nanti biarlah pemerintah mencari solusi alternatifnya. Kalau tidak bisa kita paksakan karena kendala teknis tidak bisa dipaksakan ya harus tidak boleh kaku, harus ada jalan keluar dan harus ada alternatif," tandasnya.
Menkes Cari Alternatif
Menkes Budi mengatakan bahwa pihaknya sedang memikirkan alternatif cara pakai sistem aplikasi Peduli Lindungi bisa diterapkan tanpa harus menggunakan ponsel pintar atau smartphone.
Hal itu disampaikan Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR. Ia juga memikirkan ada opsi manual serupa sistem Peduli Lindungi. Mengingat sampai saat ini masih ada koreksi terkait sistem Peduli Lindungi, mulai dari sertifikat vaksin yang tidak ada dan sebagainya.
"Kami juga memikirkan bagaimana Peduli Lindungi bisa digunakan tanpa smartphone, sedang kita pikirkan bagaimana caranya agar ada alternatif lain. Sebagai contoh yang sudah kita lakukan di bandara-bandara," kata Budi, Senin (13/9/2021)
"Sistem Peduli Lindungi kita integrasikan dengan sistem cek in pesawat dan sistem ordering dari Traveloka atau Tiket.com," sambung Budi.
Dengan demikiran kata Budi, masyarakat tanpa smartphone tetap bisa terdeteksi saat mobilitas menggunakan moda transportasi umum atau melakukan check in di hotel.
"Jadi begitu pertama kali yang bersangkutan pesen tiket atau check in, otomatis tanpa buka handphone oleh aplikasi Traveloka, Tiket.com, atau aplikasi check in pesawat akan dicek ke sistem Peduli Lindungi terkait status vaksinasi dan juga lab PCR," ujar Budi.
Sehingga kata Budi, kategori atau status merah, kuning, dan hijau akan langsung terpantau di meja pendaftaran tanpa lagi membutuhkan handphone.
"Hal-hal seperti ini yang akan kami teruskan agar bisa mempermudah Peduli Lindungi untuk daerah-daerah yang penetrasi smartphone-nya belum maksimal," ujar Budi.