Suara.com - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, memprediksi akan ada varian Covid-19 yang lebih parah dari varian B.1.617.2 atau Delta.
Dicky mengatakan varian tersebut adalah varian C.1.2 yang ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2021 lalu.
"Ada varian lagi namanya varian 1.2, varian ini luar biasa, varian 1.2 inilah yang mempunyai potensi mengalahkan Delta, semua mutasi dari Alpha, Beta, Delta, Gamma ada di varian 1.2," kata Dicky dalam diskusi Alinea Forum, Selasa (14/9/2021).
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengkategorikan Varian C.1.2 ini sebagai Alerts of Further Monitoring atau varian dalam pemantauan sejak 1 September 2021.
Baca Juga: Kebobolan! Covid-19 Varian Delta dan Mu Teridentifikai Masuk RI Lewat Laut
Para ilmuwan menduga varian ini mudah menular dan membuat sensitivitas pada antibodi menurun karena banyak mutasi yang ada di dalamnya.
"Akan ada potensi varian yang lebih hebat dari Delta itu ada, dan ini masalah waktu untuk masuk ke Indonesia, untuk itu kita harus siap-siap," ucap Dicky.
Sementara, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan varian ini belum masuk ke Indonesia, juga dengan varian yang sedang dalam pemantauan lain seperti varian Lamda dan Mu (Miyu).
"Ketiga varian ini, baik varian lambda, varian mu, maupun varian C.1.2 belum ada di Indonesia," kata Budi dalam jumpa pers, Senin (13/9/2021).
Varian Lambda pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020 yang sudah tersebar di 42 negara, Varian Mu pertama kali muncul di Kolombia pada Januari 2021 dan sudah tersebar di 49 negara, sedangkan C.1.2 ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2021 dan telah menyebar ke sembilan negara.
Baca Juga: Menkes Budi: Indonesia Kebobolan Varian Delta karena Abaikan Pintu Masuk Jalur Laut