Suara.com - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta Bank DKI mencatatkan laba semester I 2021 naik hingga 40 persen dibandingkan tahun lalu. Hal ini merupakan capaian positif di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini mengatakan, pada semester I atau per bulan Juni tahun 2021, pihaknya berhasil mendapat laba Rp394 miliar. Artinya, pencapaian bank DKI naik 40,8 persen secara secara year-on year (YoY) dari Rp279 miliar per Juni 2020.
"Beberapa indikator yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah dana pihak ketiga (DPK), penyaluran kredit, dan aset. Lalu, non-performing loan (NPL) juga menunjukkan kinerja yang membaik secara YoY per Juni 2021," ujar Herry dalam keterangannya, Selasa, (14/9/2021).
Karena pencapaian Bank DKI ini, Herry menyebut pihaknya berhasil meraih penghargaan sebagai BUMD Terbaik dalam TOP of the TOP BUMD 2021 dan TOP #BPD – Bintang 5 pada TOP BUMD Awards 2021 yang diselenggarakan oleh majalah Top Business.
Baca Juga: Perintah Jokowi, PPKM Terus Berlaku Sampai Pandemi Covid-19 Terkendali
Penghargaan TOP BUMD 2021 kali ini, Bank DKI mendapatkannya setelah melewati penilaian dewan juri yang terdiri dari para praktisi dan konsultan bisnis.
Para juri menilai sejumlah variabel, di antaranya adalah prestasi, perbaikan, dan kontribusi BUMD yang berkaitan dengan kinerja, bisnis, layanan, dan kontribusi terhadap perekonomian daerah.
"Mewakili segenap jajaran manajemen Bank DKI, kami mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang telah diberikan, terutama kepada seluruh nasabah dan mitra kerja Bank DKI atas kepercayaannya dalam menggunakan produk dan layanan Bank DKI sehingga Bank DKI tetap dapat tumbuh ditengah pandemi Covid-19," jelas Herry.
Sejumlah BUMD DKI Jakarta turut mendapatkan penghargaan dalam acara itu, yakni MRT, JIEP, Sarana Jaya, dan Jaktour.
Atas raihan prestasi BUMD DKI Jakarta dalam penghargaan Top BUMD 2021 ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dijadikan sebagai Top Pembina BUMD tahun 2021 ini.
Baca Juga: Akui Aturan PPKM Tidak Konsisten dan Berubah Setiap Pekan, Ini Alasan Luhut