Suara.com - Aplikasi Peduli Lindungi mencatat mobilitas 3 ribu orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, namun berkeliaran ke luar rumah hingga ke mal. Menanggapi itu, anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo meminta penyebabnya ditelusuri.
Ia menilai salah satu sebab warga terkonfirmasi positif keluyuran ialah lantaran laboratorium yang sudah terintegerasi dengan Peduli Lindungi tidak melaporkan ke puskesmas atau kelurahan setempat, sebagai langkah tindak lanjut penanganan.
Sehingga kemudian hal itu membuat warga terpapar Covid-19 tetap bisa ke luar rumah, tanpa menjalankan isolasi sebagaimana mestinya.
"Ada beberapa penyebab ya, salah satu memang, salah satunya adalah laboratorium itu yang terintegrasi dengan Peduli Lindungi itu tidak melaporkan kepada puskesmas, kemudian puskesmas juga tentu tidak akan tahu melaporkan kepada kelurahan, desa, maupun tingkat RT," tutur Rahmad kepada wartawan, Selasa (14/9/2021).
Padahal dikatakan Handoyo, apabila ada tindak lanjut dari puskesmas, kelurahan, dan RT setempat berkeliarannya warga positif Covid-19 bisa dicegah.
"Artinya kalau sudah informasi warganya tahu bahwa seorang itu dinyatakan positif atas informasi dari nakes atau dari palayanan kesehatan puskesmas desa kelurahan, saya kira masyarakat juga ikut mengawasi dan ikut mengontrol," kata Rahmad.
Karena itu Rahmad meminta kepada Kemenkes agar ada perbaikan, mengingat sistem Peduli Lindungi yang sejauh ini ia nilai sudah bagus. Kendati begitu masih ada celah.
"Ini mana yang celah-celah yang bobolnya sampai positif itu. Itu harus dicari dan jangan sampai itu terjadi kembali," ujar Rahmad.
3 Ribu Orang Positif Covid Berkeliaran
Baca Juga: Ada 3.839 Orang yang Positif Covid-19 dan Masih Keluyuran di Fasilitas Umum
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan masih ada ribuan orang terpapar positif Covid-19 yang keluar rumah, bahkan berjalan-jalan ke mal. Hal itu terdeteksi melalui aplikasi Peduli Lindungi.