Tolak Kebiri Kimia, Dokter Minta Pedofil Langsung Dihukum Mati

Selasa, 14 September 2021 | 08:59 WIB
Tolak Kebiri Kimia, Dokter Minta Pedofil Langsung Dihukum Mati
Ilustrasi korban pelecehan seksual.(pixabay/sasint)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang dokter senior Rusia mengusulkan agar pelaku pelecehan terhadap anak di negaranya dijatuhi hukuman mati.

Menyadur The Sun Selasa (14/9/2021), Gennady Onishchenko menyerukan agar pelaku pelanggaran seks anak dijatuhi hukuman mati.

"Ketika seseorang bertentangan dengan alam dan menyalahgunakan anak-anak, terutama dalam bentuk yang tidak dapat diterima dan tidak wajar , ia layak mendapat hukuman mati," kata Gennady.

Seruan Gennady datang setelah beberapa anggota parlemen Rusia menuntut Dewan Eropa untuk menangguhkan hukuman mati.

Baca Juga: Kasus Pelecehan Seksual Pegawai KPI, Polisi Segera Panggil Saksi Ahli Pidana

Dokter yang sudah bertugas selama 18 tahun tersebut juga menjelaskan jika langkah pencegahan juga harus dilakukan sebelum menjatuhi hukuman mati.

"Orang-orang ini perlu diidentifikasi, dan dokter memiliki kriteria yang benar-benar jelas dalam hal ini," ujar Gennady.

"Orang-orang seperti itu perlu dicatat. Saat ini kita memiliki kemampuan teknis. Kita harus mencegah kejahatan, tidak mengizinkan kehidupan anak untuk hancur," sambungnya.

Dokter yang sudah bertugas selama 18 tahun tersebut juga menolak pengebirian kimia bagi pelaku kejahatan seks, seperti yang diterapkan oleh Kazakhstan.

"Mengebiri? Kekebalan tidak menghilangkan hasrat seksual. Itu berarti dia akan melakukannya dengan cara lain," jelas Gennady.

Baca Juga: Kelanjutan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual dan Penganiayaan Pegawai KPI, Begini Kata Polisi

Usulan tersebut juga muncul seiring dengan munculnya berbagai kasus pelecehan seksual terhadap anak.

Seorang bocah berusia 10 tahun mengalami penganiayaan dan pelecehan seksual oleh Sergey Malsky.

Pria 33 tahun tersebut berkenalan dengan bocah itu melalui media sosial. Mereka kemudian menjalin komunikasi selama hampir dua bulan.

Polisi mengatakan mereka berhasil menyelamatkan korban setelah meretas media sosialnya dan menemukan gadis itu di sebuah rumah yang terletak 35 mil dari kota St Petersburg.

Menurut keterangan polisi, korban mengalami pelecehan seksual setelah dijanjikan akan dibelikan hamburger, kentang goreng, serta hadiah oleh pelaku.

Sebuah laporan baru-baru ini menjelaskan bahwa setiap anak di platform media sosial VK menerima pesan-pesan yang tidak diinginkan dan berbau seksual.

"Paling sering, anak-anak tidak memberi tahu orang tua mereka tentang pesan-pesan seperti itu," jelas Kementerian Dalam Negeri Rusia.

"Dan meskipun mayoritas orang dewasa menyadari bahwa mereka perlu mengendalikan aktivitas anak-anak mereka di internet, hanya 11 persen yang benar-benar melakukannya," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI