Lambda, MU dan C.1.2 Belum Ada di Indonesia, Pemerintah Perketat Pintu Masuk Internasional

Senin, 13 September 2021 | 21:23 WIB
Lambda, MU dan C.1.2 Belum Ada di Indonesia, Pemerintah Perketat Pintu Masuk Internasional
Menkes Budi Gunadi Sadikin konferensi pers yang disiarkan melalui akun YouTube Kemenko Marves, Senin (13/9/2021). [Tangkapan layar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut tiga varian baru dari virus Sars-Cov2 yakni Lambda, Mu dan C.1.2 belum masuk ke Indonesia.

Dengan demikian, pemerintah akan memperketat pintu masuk ke tanah air, baik melalui darat, udara maupun laut.

Budi mengungkapkan, varian Lambda atau C.37 yang pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020 sudah tersebar di 42 negara. Sementara varian Mu atau B.1621 pertama kali muncul di Kolombia pada Januari 2021 dan kini diketahui sudah tersebar di 49 negara.

Sedangkan varian baru C.1.2 kali pertama ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2021. Ia menyebut varian tersebut sudah menyebar di sembilan negara.

Baca Juga: Menkes Akan Siapkan Sistem PeduliLindungi yang Tak Butuh Ponsel

"Ketiga varian ini memang sedang dalam penelitian bagaimana perilakunya, laju penularannya dan apakah mereka bisa menghindar dari antibodi yang terbentuk secara natural maupun vaksinasi dan sampe sekarang memang belum ada hasil riset yang pasti tapi ketiga varian baik varian lambda, varian MU, maupun varian C.1.2 belum ada di Indonesia," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui akun YouTube Kemenko Marves, Senin (13/9/2021).

Karena tiga varian baru itu belum masuk ke Tanah Air, maka pemerintah pun bakal mengetatkan pintu masuk negara baik melalui darat, laut maupun udara. Selain itu, proses karantina sebelum masuk pun bakal terus ditingkatkan.

Selain itu, pemerintah juga bakal memperkuat jaringan lab untuk melakukan uji whole genome sequencing supaya dapat lebih cepat melakukan identifikasi dari varian Covid-19 yang baru.

Budi menyebut, sudah ada 21 jaringan lab di Indonesia yang bisa melakukan testing dengan jaminan alat yang canggih. Oleh karena itu, pemerintah berhasil meningkatkan jumlah uji genome sequencing sebanyak 1.866 per bulannya.

"Sehingga total yang sudah dilakukan sejak Januari sampai Agustus ada 6.161 uji genome sequencing, dibandingkan tahun lalu, 1 tahun kita hanya lakukan 340 uji uji genome sequencing."

Baca Juga: Kebobolan! Covid-19 Varian Delta dan Mu Teridentifikai Masuk RI Lewat Laut

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI