Sekolah Dibuka Lagi, Siswa SD di Tangsel Kikuk Pakai Masker hingga Jaga Jarak saat Belajar

Senin, 13 September 2021 | 15:49 WIB
Sekolah Dibuka Lagi, Siswa SD di Tangsel Kikuk Pakai Masker hingga Jaga Jarak saat Belajar
Sekolah Dibuka Lagi, Siswa SD di Tangsel Kikuk Pakai Masker hingga Jaga Jarak saat Belajar. Siswi SDN Pondok Ranji 3 Tangerang Selatan saat mengikuti Pembelajaraan Tatap Muka (PTM). (Raihan Hanani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Siswi SDN Pondok Ranji 3 Tangerang Selatan saat mengikuti Pembelajaraan Tatap Muka (PTM). (Raihan Hanani)
Siswi SDN Pondok Ranji 3 Tangerang Selatan saat mengikuti Pembelajaraan Tatap Muka (PTM). (Raihan Hanani)

"Kalau hari pertama ini, Alhamdulillah tampak wajah anak-anak itu senang sekali gitu karena emang sudah lama sekali gak pernah ke sekolah, cuma yang pasti banyak kaget lah. Canggung lah gitu, apalagi sekarang banyak aturan harus jaga jarak, harus pakai masker dan sebagainya," jelas Arif Puguhsusilo, guru Islam kepada Suara.com.

"Yang pasti kan anak - anak membuat kebiasaan baru tetapi dalam kehidupan yang istilahnya umum buat anak - anak itu kan tidak biasa. Yang namanya ketemu anak - anak banyak pasti ketika pulangnya kumpul lagi sebagainya," lanjutnya.

Murid-murid dituntut agar tetap mematuhi prokes dengan jaga jarak. Dimulainya PTM ini para guru yang mengajar murid di kelas tetap menerapkan prokes yang dianjurkan pemerintah. 

"Saat pembelajaran selalu prokes, bahkan guru - gurunya aja kalau di dalam kelas pakai sarung tangan dan face shield. Sama semua, kita menerapkan apa yang dianjurkan dalam protokol kesehatan," papar Arif.

SDN Pondok Ranji 3 Tangerang Selatan. (Raihan Hanani)
SDN Pondok Ranji 3 Tangerang Selatan. (Raihan Hanani)

Murid Pasif saat Belajar Daring 

Sebelum dimulainya PTM, kegiatan daring dilakukan secara penuh dari pihak sekolah. Sangat disayangkan saat daring, murid lebih cenderung pasif dibandingkan dengan orang tua wali murid. 

"Jadinya kurang ya. Kalau biasanya tatap muka sama guru kan jadi dekat anak-anaknya, dengan adanya sistem daring ini membuat kesenjangan antar guru dan siswa pastinya. Karena yang lebih deket orang tua, yang aktif itu menjadi orang tua, orang tua-orang tuanya yang aktif kalau ada apa-apa pasti nanya," kata Arif.

Guru agama Islam tersebut menyayangkan adanya potensi diri dari murid ketika waktu daring tak dapat terlihat. Guru tidak dapat berinteraksi langsung yang dapat menimbulkan rasa kekeluargaan antara murid dan guru. 

"Sedangkan yang dibutuhkan itu pasti siswanya, apalagi guru  yang ingin mengetahui karakter anak, potensi anak. itu sangat susah sekali pada saat daring," jelasnya.

Baca Juga: Tak Bisa Ikut Sekolah Daring Karena Orang Tua Tak Punya Ponsel, Siswa SD Lupa Cara Baca

Kegiatan yang biasa diikuti siswa jadi tidak tergapai. Lomba - lomba yang biasa diadakan secara langsung menjadi lomba online. SDN 3 Pondok Ranji mengikuti perlombaan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) sampai tingkat provinsi, perlombaan tersebut di ikuti dari rumah peserta masing - masing. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI